INVERSI.ID – Banyak anak muda saat ini merasa kehilangan arah atau tidak memiliki tujuan hidup yang jelas. Fenomena ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional mereka.
Salah satu penyebab utama adalah tekanan sosial dari lingkungan sekitar. Keluarga, teman, atau masyarakat seringkali memiliki ekspektasi tertentu yang mungkin tidak sejalan dengan keinginan pribadi. Misalnya, dorongan untuk memilih jurusan atau karier tertentu dapat membuat seseorang merasa terjebak dalam pilihan yang tidak sesuai dengan passion mereka.
Selain itu, media sosial menampilkan standar kesuksesan dan kebahagiaan yang seringkali tidak realistis, sehingga menimbulkan perasaan tertinggal atau tidak cukup baik.
Perubahan kehidupan yang signifikan, seperti lulus sekolah, memasuki dunia kerja, atau pindah ke lingkungan baru, juga dapat memicu krisis identitas. Situasi baru ini menuntut penyesuaian diri terhadap peran dan tanggung jawab yang berbeda, yang mungkin menimbulkan kebingungan tentang jati diri dan tujuan hidup.
Kurangnya pemahaman diri menjadi faktor lain yang berkontribusi. Tanpa refleksi dan introspeksi yang cukup, seseorang mungkin tidak menyadari apa yang benar-benar mereka inginkan atau nilai dalam hidup, sehingga sulit menetapkan tujuan yang jelas.
Selain itu, penggunaan media sosial dan internet yang masif dapat memicu gangguan kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa keterhubungan yang tinggi dengan platform digital berkorelasi dengan penurunan kebahagiaan, yang dapat memengaruhi persepsi seseorang terhadap tujuan hidup mereka.
Untuk mengatasi perasaan kehilangan tujuan, penting bagi anak muda untuk meluangkan waktu mengenali diri sendiri, menetapkan tujuan yang realistis, dan mencari dukungan dari lingkungan sekitar. Membangun hubungan yang sehat dan membatasi paparan terhadap standar tidak realistis di media sosial dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mental dan menemukan arah hidup yang lebih jelas.***