Panel Surya hasil riset anak SMA bantu warga desa mendapatkan listrik gratis. (Foto: Pixabay)

Keren Anak SMA Ini Riset Panel Surya untuk Bantu Warga Desa Mendapatkan Listrik Gratis

By Jack

INVERSI.ID – Di zaman serba digital ini, masih banyak daerah yang kesulitan mendapatkan listrik. Masalahnya bukan cuma karena lokasinya terpencil, tapi juga karena biaya listrik yang terlalu mahal buat sebagian masyarakat dengan ekonomi rendah.

Akibatnya? Banyak warga di pelosok yang kesulitan mengakses layanan kesehatan, dan yang paling miris, para siswa harus belajar dalam kondisi minim fasilitas nggak ada internet, bahkan sekadar lampu pun harus pakai lilin.

Nah, melihat kondisi ini, James Alexander Tjong, siswa kelas 3 SMA ACS Jakarta, turun tangan dengan melakukan riset soal panel surya. Dia ingin tahu bagaimana cara memasang panel dengan sudut paling optimal supaya bisa menghasilkan listrik maksimal di daerah Bantul, Yogyakarta.

Dari hasil penelitiannya, ternyata sudut 10 derajat adalah yang paling efektif buat menghasilkan listrik dalam periode siang hari, khususnya antara pukul 11.00 sampai 14.00 WIB.

James mengumpulkan data selama beberapa hari berturut-turut dengan memastikan nggak ada gangguan eksternal, kayak debu yang nempel di panel atau cuaca mendung. Energi yang dihasilkan dari panel surya ini akhirnya dimanfaatkan buat menerangi rumah-rumah warga dan jalanan di Sumuran, Bantul.

Ponijan, salah satu warga di sana, mengaku sangat terbantu dengan inovasi ini.

“Hasil riset adek kita ini bikin jalanan dan rumah warga lebih terang. Malam jadi lebih nyaman buat beraktivitas,” katanya.

Hal ini juga disambut antusias oleh Tommy Budi Sulistyo, Ketua RT di desa Sumuran Bantul. Menurutnya, masih banyak warga yang sebenarnya terjangkau listrik PLN, tapi nggak mampu bayar tagihannya. Panel surya jadi solusi yang bisa membantu meringankan beban mereka.

Selama ini, pemasangan panel surya di rumah-rumah di Indonesia biasanya pakai sudut 22,5 atau 35 derajat. Sudut ini dipilih karena menyesuaikan kemiringan atap rumah dengan genteng tanah liat.

Tapi dari hasil riset James, ternyata sudut 10 derajat lebih optimal untuk menghasilkan listrik. Tantangannya? Harus ada kerangka tambahan supaya panel bisa dipasang dengan sudut ini. Nah, sosialisasi ke penyedia panel dan masyarakat soal metode ini masih perlu dilakukan.

James juga menekankan pentingnya edukasi soal energi bersih. Indonesia punya target buat mencapai net zero emissions di 2060, tapi kalau masyarakat nggak sadar soal pentingnya energi terbarukan, target ini bakal susah dicapai.

“Sekarang ini teknologi berkembang pesat. Banyak inovasi yang bisa diterapkan buat meningkatkan kualitas hidup, sekaligus mendukung lingkungan yang lebih sehat,” kata James.

Makanya, dia sedang merancang program kampanye kesadaran energi terbarukan untuk anak muda. Caranya? Lewat media sosial dan platform digital lainnya, biar lebih gampang dijangkau oleh generasi sekarang.

James berharap ke depan, anak-anak di pelosok nggak perlu lagi belajar pakai lilin. Semua rumah bisa terang dengan listrik ramah lingkungan, tanpa polusi, dan bikin mereka semangat mengejar impian.***

Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *