INVERSI.ID – Prestasi membanggakan berhasil diraih oleh Winda Widyastuti, seorang guru dari SMA Negeri 2 Kendari, yang memenangkan kompetisi internasional Video Contest Hangul Festa 2024. Dalam ajang ini, Winda keluar sebagai juara di kategori menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia yang diterjemahkan ke dalam aksara Korea, atau hangul.
Hangul Festa adalah kompetisi internasional yang diadakan oleh Pemerintah Korea Selatan sebagai bagian dari program budaya mereka untuk memperkenalkan bahasa Korea ke seluruh dunia.
Lomba ini mencakup berbagai kategori, seperti menulis cerita rakyat dan menyanyikan lagu kebangsaan negara masing-masing dalam bahasa Korea. Tahun ini, ajang tersebut diikuti oleh 247 peserta dari 80 negara, termasuk Winda.
Winda mengungkapkan bahwa persiapannya untuk kompetisi ini tidaklah mudah. Ia dan timnya membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mempersiapkan konsep, aransemen musik, dan proses syuting.
“Syuting dilakukan selama seminggu di Kota Baubau. Saya juga sangat bersyukur mendapat dukungan penuh dari sekolah, terutama Ibu Nur Aida, Kepala SMA Negeri 2 Kendari, yang memberikan izin agar saya bisa fokus mempersiapkan kompetisi ini,” ujar Winda, Rabu (15/1/2025).
Kecintaan Winda terhadap budaya Korea menjadi motivasi utamanya dalam mendalami bahasa dan budaya tersebut. Dukungan dari pihak sekolah dan lingkungan sekitar juga menjadi faktor penting di balik kesuksesannya.
Kepala SMA Negeri 2 Kendari, Nur Aida, turut bangga atas prestasi yang diraih oleh Winda. Ia menyebut keberhasilan ini tidak hanya mengharumkan nama sekolah, tetapi juga membawa nama baik daerah di tingkat internasional.
“Semoga prestasi ini bisa menjadi inspirasi bagi guru-guru lainnya untuk terus berkarya dan membawa dampak positif, baik bagi sekolah maupun daerah,” ujar Nur Aida.
Winda berharap keberhasilannya dapat memotivasi rekan-rekan guru serta para siswa untuk terus berprestasi dan berkarya. Ia ingin menunjukkan bahwa seorang guru tidak hanya berperan sebagai pendidik, tetapi juga mampu membawa nama baik sekolah hingga ke panggung dunia.
“Semoga ini bisa menjadi langkah awal untuk terus membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya soal belajar di kelas, tetapi juga membuka peluang untuk berkontribusi di tingkat global,” tutup Winda.***