Sempat curiga
Buruknya pelayanan biro, ujar dia, sudah terbaca sejak pertama tiba di Makkah. Pasalnya, mereka dijanjikan transit di hotel bintang lima tapi kenyataannya setiba di Mekkah mereka diinapkan di WEG Mashaer Hotel, hotel bintang tiga yang berlokasi di Aziziyah. Yang mengkhawatirkan, di hotel ini mereka dijadikan satu dengan jemaah haji lain yang tidak punya visa haji resmi.
“Kami sempat ketar-ketir kalau terjadi apa-apa. Eeeh, malah muthawif kami yang ditangkap karena tidak dibekali Kartu Nusuk. Untung, kami punya Kartu Nusuk jadi aman. Akibatnya tidak ada pembimbing yang mengarahkan dan mengedukasi kami. Tidak ada kajian yang menambah wawasan spiritual kami,” urainya.
Dia menambahkan konsumsi yang disediakan biro tidak sesuai standar gizi dan sering tidak tepat waktu. Saat mau berangkat ke Arafah tidak disediakan sarapan pagi. Jemaah juga tidak bisa makan siang karena tercecer akibat mencari maktab di Arafah. Air minum tidak disediakan kecuali kalau diminta. Padahal air minum ini sangat vital dalam menjalankan rangkaian ibadah haji.
Baca juga: Kemenag Terapkan Skema Murur saat Puncak Ibadah Haji 2024, Ini Pengertian