William Shakespeare pernah berkata, Apalah arti sebuah nama? Ini sangat kontradiktif dengan kisah sukses Ariyanto, pemilik Bakpia Jogkem yang sudah menjadi legenda di Yogyakarta dan sekitarnya. Nama alias brand sangat sakral dalam bisnis. Penyematan nama produk yang asal jadi berpengaruh terhadap masa depan bisnis.
Bakpia Jogkem, makanan khas Yogyakarta yang relatif sukses dengan 11 varian rasa. Bakpia Jogkem sudah memiliki empat outlate besar yang tersebar di Kawasan strategis. Semua outlatenya memiliki fasilitas toilet dan lahan parkir luas untuk ukuran kendaraan bus.
Arya, panggilan akrab Aryanto tampil sederhana. Pengusaha yang tinggal di Jalan Sumberan Nomor 22, Kabupaten Bantul ini hadir menggunakan kemeja batik warna gelap dengan blankon warna senada. Pria kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur ini menjelaskan secara santai perjalanan usaha bakpia hingga omsetnya mencapai 5 kuintal kacang hijau per hari.
Kehadiran bapak lima anak sebagai narasumber dari mata uji Ujian Kompetensi Wartawan (UKW) tingkat Madya yang diselenggarakan PWI Yogyakarta di Forriz Hotel, Yogyakarta. Tutur katanya lembut dengan wajah semringah saat mengawali cerita rintisan usaha.
Perkenalan tentang biografi singkat sebagai pembuka pembicaraan. Ia lulusan Akademi Pariwisata Indonesia. Latar belakang itu yang membuat dirinya tak pernah jauh dari area pariwisata dalam menggeluti bisnis.
Baca juga: Ganti Pertalite jadi Pertamax Green 92, DPR Minta Harga Tetap Rp 10 Ribu/Liter
Pengalaman sebagai karyawan toko oleh-oleh terbesar di Yogyakarta selama tiga tahun yang menggiring Arya berani merintis usaha jualan bakpia. Bakpia Jogkem menjadi ikon oleh-oleh di Kota Perjuangan.
Rasanya lembut, tipis dan cita rasa yang enak banget. Tekstur bakpianya pun tidak berantakan saat digigit. Kemasannya pun beragam, mulai dari paket kardus besar hingga paketan kecil isi tiga bakpia. Kemasan dengan desain batik ini fleksibel dan masuk dalam saku kemeja.