Kanker tenggorokan termasuk dalam kategori kanker yang berkembang di faring (tenggorokan), laring (kotak suara), atau amandel. Kanker ini adalah tumor ganas yang tumbuh di area tenggorokan, dimulai dari sel-sel yang berkembang biak secara tidak terkendali.
Kanker tenggorokan juga dapat mempengaruhi epiglotis, bagian tulang rawan yang berfungsi sebagai penutup tenggorokan. Kanker ini muncul karena adanya mutasi genetik pada sel-sel di tenggorokan. Mutasi ini menyebabkan sel-sel tumbuh tidak terkendali dan terus hidup setelah sel-sel sehat mati, kemudian membentuk tumor di tenggorokan.
Gejala kanker tenggorokan bisa bervariasi dan sering kali mirip dengan masalah kesehatan lainnya, sehingga sulit dideteksi. Namun, beberapa gejala umum kanker tenggorokan meliputi perubahan suara, kesulitan menelan, dan sakit tenggorokan.
Tenggorokan berperan penting dalam proses pencernaan dan pernapasan, mengalirkan udara dari hidung ke trakea dan makanan dari mulut ke kerongkongan.
Menurut laman Kementerian Kesehatan, kemkes.go.id, kanker tenggorokan terjadi karena mutasi gen pada sel-sel tenggorokan yang memicu pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali.
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker tenggorokan meliputi:
- Kebiasaan merokok
- Kecanduan alkohol
- Infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau penyakit asam lambung (GERD)
- Kondisi kesehatan gigi yang buruk
- Kurang mengonsumsi buah dan sayur
- Sistem imun yang lemah, misalnya akibat HIV/AIDS, malnutrisi, atau penggunaan obat imunosupresan
- Penyakit keturunan, seperti anemia Fanconi atau ataxia telangiectasia