Perokok yang berhenti menggunakan sigaret dan beralih ke vape atau rokok elektrik masih menghadapi risiko tinggi terkena kanker paru-paru dibandingkan dengan mereka yang benar-benar berhenti mengonsumsi nikotin menurut hasil studi.
Hasil studi terkini yang dipresentasikan dalam pertemuan tahunan The American Thoracic Society in San Diego menunjukkan bahwa di antara para perokok yang beralih ke vape, risiko kanker paru-paru utamanya tinggi pada mereka sudah dianggap berisiko tinggi dan direkomendasikan menjalani pemeriksaan.
Penulis hasil studi Dr. Yeon Wook Kim menjelaskan, berdasarkan studi berbasis populasi besar tentang peningkatan risiko kanker paru-paru pada pengguna e-sigaret setelah berhenti merokok, potensi bahaya menggunakan e-sigaret sebagai alternatif harus dipertimbangkan ketika mengintegrasikan intervensi penghentian merokok untuk mengurangi risiko kanker paru-paru.
Baca juga: Belajar dari Tetangga, Indonesia Bisa Contoh Tangani Kecanduan Rokok dari Eropa