Rokok menjadi produk yang paling banyak peminat di Indonesia. Kebiasaan merokok ini bukan hanya biasa dilakukan masyarakat kota semata, akan tetapi hingga pedalaman desa pun tidak sedikit yang kecanduan rokok.
Tradisi menghisap tembakau dengan proses pembakaran ini juga tidak memandang kasta, berbagai lapisan masyarakat mulai dari level bawah sampai elite merokok.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah orang di seluruh dunia yang menggunakan tembakau menurun drastis dalam satu generasi.
Satu dari lima orang sekarang merokok atau terlibat dalam konsumsi tembakau lainnya dibandingkan dengan satu dari tiga orang pada tahun 2000, kata WHO. Meski begitu, mereka memperingatkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk menyapih orang dari kecanduan mereka terhadap zat yang merusak kesehatan tersebut.
Dilansir dari DW, dalam laporan globalnya, WHO mengatakan bahwa 1,25 miliar orang berusia 15 tahun ke atas menggunakan tembakau pada tahun 2022. Angka ini jauh berkurang dibandingkan tahun 2000 pengguna tembakau mencapai 1,36 miliar.
Studi tersebut mengatakan bahwa penggunaan tembakau akan terus menurun pada tahun 2030 menjadi sekitar 1,2 miliar orang, terlepas dari pertumbuhan populasi dunia yang diperkirakan akan terus meningkat.
Baca juga: 6 Manfaat Berhenti Merokok untuk Kesehatan Kulit
Asia Tenggara dan Eropa memiliki proporsi perokok terbesar, dengan sekitar seperempat populasi masih kecanduan kebiasaan merokok. Penggunaan tembakau masih meningkat di beberapa negara, termasuk Mesir, Yordania dan Indonesia, menurut penelitian tersebut.
Dalam statistik lain yang mengkhawatirkan, laporan tersebut mengatakan bahwa rata-rata, sekitar 10 persen dari anak usia 13 hingga 15 tahun di seluruh dunia menggunakan satu atau lebih jenis tembakau.
Jumlah tersebut setara dengan setidaknya 37 juta remaja, termasuk setidaknya 12 juta yang menggunakan produk tembakau tanpa asap. Laporan tersebut menekankan bahwa angka-angka ini masih terlalu rendah karena lebih dari 70 negara tidak memberikan data.