Orang tua mempunya peran yang sangat besar dalam menjaga sang anak dari penyakit. Namun apabila anak menderita penyakit, orang tua juga harus memberitahukan kepada anak dengan cara yang mudah dipahami oleh anak.
Oleh karena itu, psikolog klinis anak dan keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Psi mengungkapkan bahwa cara orang tua memberi tahu penyakit yang cukup parah kepada anak. Berikut tipsnya dikutip dari Antara.
Gunakan Bahasa Sederhana
Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Psi mengatakan bahwa orang tua harus menggunakan bahasa yang sederhana untuk memberitahu penyakit kepada anak, agar anak lebih mudah memahaminya.
“Sebenarnya ketika menjelaskan sesuatu yang sulit ke anak, kita perlu dengan bahasa yang sesederhana mungkin. Supaya bisa dipahami anak,” kata psikolog yang akrab disapa Nina itu saat dijumpai di Jakarta, Jumat, 21 Juli 2023.
Misalnya jika sang anak mengidap leukemia, orang tua bisa dengan jujur memberitahukan penyakit itu dengan tetap mengatakan bahwa sang anak bisa sembuh apabila melewati proses pengobatan.
“Sampaikan juga bahwa apapun yang terjadi, ‘Papa dan Mama akan usahakan supaya bisa sembuh dan akan selalu ditemani’. Itu bisa membuat anak merasa bahwa dia tetap dicintai,” kata Nina.
Jelaskan Lewat Gambar
Selanjutnya, orang tua juga bisa mengungkapkannya lewat gambar. Misalnya orang tua bersama anak bisa menggambar tubuh dan warnai bagian yang sakit, kemudian orang tua bisa jelaskan bagaimana cara penyembuhannya.
Ingatkan Tujuan dari Perawatan
Kemudian untuk membangkitkan semangat sang anak jika dirinya merasa murung atau kesakitan, orang tua bisa kembali mengingatkan tujuan dari perawatan tersebut.
“Untuk membangkitkan semangat, kita ingatkan tujuannya. Jangan menihilkan sakitnya, tapi, fokus ke tujuan. Contoh beri tahu ‘nanti kalau suntik akan sakit, tapi, itu yang bikin sembuh’ atau ‘minum obat pahit, tapi, nanti bisa sembuh,” kata Nina.
Terbuka dan Bekerja Sama dengan Banyak Orang
Dalam kesempatan itu, Nina juga menyarankan agar orang tua terbuka terhadap bantuan dan bekerja sama dengan sebanyak mungkin dengan orang agar tidak mengasuh sendirian, apalagi jika memiliki anak lebih dari satu. Nina mengingatkan orang tua untuk tetap meluangkan waktu bagi anak-anak yang sehat.
“Nggak boleh loh kita sebagai caregiver (pengasuh) hanya berkorban terus-terusan hanya untuk satu dari sekian anak. Itu tidak sehat mental untuk kitanya,” lanjut Nina.