Inversi.id – Kisah hidup Paul Wardana Sathio bisa bikin kita geleng kepala. Betapa tidak, dulu dia yang ingin sekali jadi atlet bulutangkis profesional, malah nggak kesampaian dan kini jadi orang berduit.
Dari kecil, Paul memang bercita-cita menjadi atlet bulutangkis nasional. Beberapa tujuannya yakni agar bisa masuk televisi, jadi iklan susu atau minimal jadi brand ambassador raket.
Namun, takdir berkata lain. Persaingan jadi atlet terlalu ketat, ibarat rebutan shuttlecock di lapangan ganda campuran. Daripada lelah mengejar mimpi yang nggak kesampaian, Paul pun banting stir.
“Persaingannya terlalu keras, Gan. Lebih baik saya jual properti aja deh. Masih bisa untung besar,” ungkap pria yang kini jadi Co-Founder and CEO Crown Group Holdings itu, Kamis (26/9/2024).
Jika kalian pernah dengar Crown Group atau Paul Sathio Group di Australia, itulah hasil kerja keras pria asal Bali yang awalnya berambisi jadi juara bulutangkis ini.
Dari mimpi jadi atlet, Paul malah jadi juragan properti yang namanya harum di kancah internasional. Crown Group dan Sathio Group pernah menang Life Time Achievement dua kali di ajang Asia Pacific Property Award.
Tapi Paul tidak berhenti di situ. Sukses di dunia properti tidak bikin ia lupa sama cinta pertama: bulutangkis. Sekarang, Paul jadi sponsor buat salah satu klub bulutangkis di Sydney. Niatnya, biar bibit-bibit muda tidak perlu ngalamin kegagalan kayak dirinya dulu.
Sebagai seorang yang udah banyak makan asam garam dunia bisnis, Paul tidak pelit berbagi ilmu. Ia mengatakan, ada tiga kunci sukses yang harus dipegang, baik mau jadi atlet, pebisnis, atau bahkan developer properti: kerja keras, pintar, dan beruntung.
“Semua orang harus pintar, Gan. Kalau nggak pintar, ya gimana mau beruntung. Rajin-rajin belajar, jangan cuma mengandalkan hoki doang. Meski hoki itu penting, tapi menurut saya, yang paling krusial justru kejujuran dan komitmen. Soalnya saya pernah ditipu partner bisnis,” jelasnya.
“Sakit, Gan,” tambahnya sambil ngelus dada.
Tapi bukan Paul namanya kalau nyerah. Pengalaman pahit itu justru bikin ia makin hati-hati. Kini, setiap ada transaksi penting, Paul selalu konsultasi dengan pengacara ulung, Lukman Sugiharto Wijaya.
Katanya, biar nggak kecolongan lagi. Drama di Crown Group: Fitnah di Media Sosial Sampai Sengketa Internal Masalah datang lagi, kali ini dari dalam perusahaannya sendiri.
Ada dugaan pihak pemegang saham Crown Group yang melontarkan pernyataan ngawur di media sosial. Salah satu tuduhannya, Paul melakukan PHK di Indonesia tanpa prosedur yang benar.
“Padahal, semua sesuai aturan. Nggak ada yang ngelanggar hukum. Kami sudah siapin langkah hukum kalau masalah ini nggak diselesaikan baik-baik,” tegas Lukman Sugiharto, pengacara Paul.
Namun, sebagai orang Bali yang terkenal cinta damai, Paul masih mengharapkan penyelesaian secara kekeluargaan.
“Saya pengennya sih damai, Gan. Awalnya kan hubungan kita baik-baik aja, ya sudahlah, yang udah biar berlalu. Damai itu indah,” kata Paul sambil tersenyum bijak.
Bulutangkis Gagal, Bisnis Berjaya
Kisah Paul Sathio adalah bukti bahwa hidup itu tidak bisa ditebak. Kadang yang kita kira jalan buntu, ternyata ujungnya malah ada pintu keberhasilan yang lebih besar. Dari seorang yang ingin jadi atlet bulutangkis profesional, Paul malah menjelma jadi developer properti kelas dunia.
Dan siapa sangka, walaupun gagal jadi juara bulutangkis, Paul masih bisa “nyemangatin” bulutangkis lewat bisnis properti.
Lantas, apa rahasia suksesnya?
“Sederhana, Gan. Kerja keras, pintar, dan beruntung. Plus, jangan lupa jujur dan komitmen itu kunci,” tandas Paul.