“Kalau ibu saya dulu senangnya menanam mawar, bunga-bunga, macam-macamlah ya, banyak di halaman itu bunga-bunga hiasan, begitu nanti dibeli orang. Jadi, saya ini anak gunung makanya programnya banyak soal tani, soal tanam-menanam,” jelas Ganjar.
Ganjar juga mengingat masa kecilnya di sekolah dasar, di mana banyak warga Jepang yang datang ke Tawangmangu untuk menerapkan teknologi pertanian infus jeruk.
Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang
Kedatangan warga Jepang itu pada masa kecilnya membuat Ganjar awalnya merasa bingung, namun ia berhasil menjalin persahabatan dengan anak-anak dari Jepang tersebut dan bahkan saling bertukar lukisan.
Bagi Ganjar, rumah masa kecilnya adalah bagian penting dari perjalanan hidupnya. Bahkan, ia masih mengingat bagaimana dari depan rumahnya bisa melihat bukit Mogol.
Di tempat ini, Ganjar belajar untuk mandiri dan memahami bagaimana memenuhi kebutuhan pokok dari hasil kebun sendiri.