305 Warga Binaan Ikuti Perkemahan dan Latihan Gabungan Pramuka di Lapas Warung Kiara

By DP
4 Min Read
Lapas Bogor mengirimkan kontingen pramuka untuk mengikuti Perkemahan dan Latihan Gabungan Pramuka Gugus Depan Warga Binaan se-Jawa Barat tahun 2024 yang diadakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Warung Kiara, Jl. Pelabuhan Ratu KM 30 Pilar, Kab. Sukabumi, pada Jumat, 5 Juli 2024. (Foto: Ist)

Latihan Gabungan Pramuka

Latihan Gabungan Pramuka ini juga merupakan bagian dari pembinaan kepramukaan bagi warga binaan, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas kepribadian, menumbuhkan rasa nasionalisme, dan memberikan bekal kehidupan setelah masa pidana berakhir.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham RI, Erwedi Supriyatno, bersama Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Jabar, Masjuno.

Mereka didampingi oleh seluruh Pimpinan Tinggi Pratama Kanwil Jabar, Kepala UPT Pemasyarakatan se-Jawa Barat, Kepala Kwartir Daerah Pramuka Jawa Barat, Kepala Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kab. Sukabumi, dan Kepala Kwartir Ranting Warung Kiara.

- Advertisement -

Baca Juga: Mahfud MD Tanggapi Pernyataan Alvin Lim Sebut Ferdy Sambo Tak Ditahan di Lapas Salemba

“Kami sangat antusias dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, kami mengirimkan total 20 warga binaan, 10 laki laki dan 10 perempuan yang telah di tempa dilatih khususnya dalam pematangan kegiatan yang dilombakan,” ujar Sopian, Kepala Lapas Kelas IIA Bogor.

Sejarah Pramuka di Indonesia

Embrio gerakan kepanduan di Indonesia dapat dilacak sejak awal abad ke-20. Terinspirasi oleh Baden-Powell, pendiri gerakan kepanduan dunia, organisasi-organisasi kepanduan mulai bermunculan di berbagai daerah.

Pada tahun 1912, Nederlandsch Indische Padvinders Vereeniging (NIPV) didirikan untuk anak-anak Belanda. Diikuti dengan Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Jakarta pada tahun 1923, khusus bagi pribumi Indonesia.

Seiring dengan tumbuhnya kesadaran nasional, semangat untuk menyatukan organisasi-organisasi kepanduan semakin menggebu. Pada tahun 1930, terbentuklah Indonesische Padvinderij Unie (IPU) sebagai wadah bersama.

IPU kemudian bertransformasi menjadi Persatuan Pandu Indonesia (PPI) pada tahun 1950. Di tengah pergolakan kemerdekaan, PPI terus berkiprah dalam mendidik dan membina generasi muda.

Puncak penyatuan organisasi kepanduan Indonesia terjadi pada tanggal 30 Juli 1961. Pada Hari Ikrar Gerakan Pramuka yang bersejarah ini, para wakil organisasi kepanduan sepakat untuk meleburkan diri ke dalam satu wadah: Gerakan Pramuka Indonesia.

Tanggal 14 Agustus 1961 menjadi momen penting dengan pelantikan pengurus, penganugerahan Panji Gerakan Pramuka, dan defile Pramuka. Sejak saat itu, tanggal ini diperingati sebagai Hari Pramuka.

Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang

Sejak kelahirannya, Gerakan Pramuka telah melalui berbagai dinamika dan pasang surut. Di tengah gejolak politik dan sosial, Pramuka tetap teguh menjalankan misinya dalam membangun karakter dan kepemimpinan bangsa.

Pramuka telah berkontribusi dalam berbagai bidang, mulai dari pembangunan desa, penanggulangan bencana, hingga pelestarian lingkungan. Tak terhitung jumlah generasi muda yang dididik dan dibina dalam Satya dan Darma Pramuka, menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang tangguh dan berkarakter.

Leave a comment