Bahli Sebut Biodiesel B50 Masih dalam Kajian

By birdieni
5 Min Read
Pekerja memindahkan tandan buah segar (TBS) di salah satu perkebunan sawit Kota Bengkulu, Bengkulu, Selasa (21/11/2023). (Foto:Antara)

INVERSI.ID– Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa program biodiesel B50 saat ini masih dalam tahap kajian oleh tim sebagai bagian dari upaya mengurangi impor energi dan mempercepat transisi menuju energi hijau di Indonesia.

Menurut Bahlil, Indonesia sudah hampir menyelesaikan implementasi biodiesel B35 dan B40, yang merupakan bagian dari kebijakan energi terbarukan.

Kini, pemerintah sedang mempersiapkan langkah berikutnya, yaitu implementasi biodiesel B50, yang masih dalam kajian. Hal ini sesuai dengan visi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan beralih ke energi yang lebih ramah lingkungan.

- Advertisement -

“Terkait dengan peralihan daripada pengurangan impor, sekarang B35, B40 udah mau hampir selesai. Dalam berbagai kajian, yang masih dikaji sekarang ya, masih dikaji oleh tim, pikiran Pak Prabowo, ada kemungkinan kalau itu dimungkinkan untuk menjadi B50,” kata Bahlil seperti dikutip dari ANTARA, Selasa 8/10).

Baca juga: Penyaluran KUR Periode 2015 Hingga 30 September 2024 Tembus 1,7 Triliun

Upaya Transisi Energi Hijau

Program biodiesel ini adalah salah satu upaya strategis Indonesia dalam transisi menuju energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan. Dengan biodiesel B50, pemerintah berharap dapat mengurangi impor bahan bakar fosil secara signifikan, sekaligus memperkuat kemandirian energi nasional.

Bahlil menekankan bahwa dunia saat ini sedang bergerak menuju energi baru terbarukan (EBT), dan Indonesia harus siap menghadapi tantangan besar ini.

“Di aspek lain, kita tahu bahwa hampir semua negara berbicara tentang green energy, terjadi peralihan dari energi fosil seperti batubara ke energi baru terbarukan. Ini adalah tantangan besar bagi kita, terutama dalam hal kebutuhan investasi kapital yang tidak sedikit,” ungkap Bahlil.

Meskipun tantangan besar ini meliputi kebutuhan investasi yang sangat besar, Bahlil menambahkan bahwa Indonesia masih memiliki cukup waktu untuk mencapai target net zero emission pada tahun 2060. “Kita masih punya cukup waktu untuk melakukan langkah-langkah yang terukur,” tambahnya.

Leave a comment