INVERSI.ID– Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai 5,06 persen hingga akhir 2024. Hal ini didorong oleh kinerja ekonomi yang solid dan daya tahan ekonomi makro.
Menurut Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria, konsumsi masyarakat dan investasi menjadi pilar utama pertumbuhan, meskipun ekonomi kuartal II tumbuh sedikit lebih lambat di 5,05 persen dibandingkan kuartal I.
Baca juga: Harga Emas Antam, Jumat (27/9) Stabil
“Ekonomi makro Indonesia masih tangguh, kinerja ekonomi kuartal II sebesar 5,05 persen relatif kuat meski melambat dibanding kuartal I. Pertumbuhan ekonomi ditopang konsumsi masyarakat dan investasi,” kata Eka dalam Economic Outlook Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas seperti dikutip dari ANTARA, Jumat (27/9).
Penurunan suku bunga acuan BI dan The Fed perkuat arus modal asing ke Indonesia
Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) dan The Fed diperkirakan akan meningkatkan likuiditas global, memperkuat arus modal asing ke Indonesia.
Hal tersebut tercermin dari data di mana beberapa minggu terakhir, telah banyak modal asing yang masuk ke dalam instrumen investasi Indonesia.
Belanja masyarakat stabil di kuartal III 2024
Selain itu, berdasarkan Mandiri Spending Index, belanja masyarakat stabil di kuartal III 2024, terutama didorong oleh konsumsi gaya hidup dari kelompok muda yang menjadi pendorong signifikan pertumbuhan ekonomi pascapandemi.
“Kelompok usia muda menjadi faktor pendorong penting pertumbuhan ekonomi setelah pandemi,” papar Eka.
Baca juga:Potensi PNBP Pasir Laut Capai Triliunan Rupiah
Sektor-sektor seperti mobilitas, yakni hotel, restoran, transportasi, dan pergudangan serta jasa hiburan juga berperan penting dalam menopang pertumbuhan.
Indonesia perlu meningkatkan pertumbuhan lebih tinggi
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro menyatakan bahwa meskipun rata-rata pertumbuhan 5 persen cukup baik dibandingkan negara lain, untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle-income trap), Indonesia perlu meningkatkan pertumbuhan lebih tinggi agar dapat mengurangi kemiskinan secara signifikan.
Baca juga: Pasca Restrukturisasi, Aset Pertamina Tumbuh 32 Persen
“Ini relatif cukup dibandingkan dengan negara-negara lain, tapi untuk berdampak kepada pengentasan kemiskinan dan keluar dari middle-income trap pertumbuhan ekonomi harus ditingkatkan,” pungkas Andry.