INVERSI.ID – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyatakan bahwa efisiensi secara menyeluruh akan dilakukan untuk mencapai target dividen sebesar Rp90 triliun pada tahun 2025.
Menurut Erick Thohir, langkah efisiensi ini adalah keharusan, terutama dengan kondisi ekonomi global yang masih belum stabil dan meningkatnya biaya logistik.
“Kita harus lakukan efisiensi lagi menyeluruh, mungkin banyak pihak pasti nggak suka karena tidak mungkin kenaikan ini hanya tergantung pada peningkatan laba,” ujar Erick Thohir di Jakarta, Senin, 2 September 2024.
Baca Juga: Erick Thohir Spill Cara Melawan Rasa Takut saat Bekerja Sama Membangun Usaha
Dilansir dari Antara, Kementerian BUMN juga berencana untuk bersaing secara terbuka dengan sektor swasta. Erick menyatakan bahwa jika BUMN kalah bersaing atau tidak mampu menghasilkan keuntungan, maka perusahaan tersebut harus di-merger atau ditutup.
“BUMN ini tidak dalam payung monopoli, kita sudah bersaing secara terbuka dan kalau ada BUMN yang kalah bersaing, ya sudah sewajarnya kita juga harus terbuka pola pikirnya. Ya harus entah ditutup, ataupun dimerger atau ditingkatkan,” jelas Erick Thohir.
Erick juga menambahkan bahwa Kementerian BUMN akan terus memperkuat tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan berusaha lebih transparan.
Lebih lanjut yang menjadi prioritas saat ini, menurut Erick, adalah mencapai target dividen Rp90 triliun dan menyelesaikan target tahun 2024 sebelum transisi pemerintahan.
“Karena waktu saya masuk pun, saya, Pak Tiko (Wamen Kartika Wirjoatmodjo) cukup blur, gelap, berapa PNM, berapa dividen. Saya akan pastikan terjadi. Ya prinsip kami, kita harus menjaga kesinambungan,” ungkap Erick.