Demi EBT! Peneliti Jerman Rela Jajaki Kerjasama dengan PTPN V

By lise nandini
3 Min Read
Peneliti Jerman dari Institut für ZukunftsEnergie und Stoffstromsysteme (IZES) dan Institute for Energy and Enviromental Research mengunjungi PTPN V (Foto: ANTARA)

PTPN V raih penghargaan Internasional

Diketahui PT. Perkebunan Nusantara V menjadi perusahaan perkebunan plat merah terbesar yang berhasil memanfaatkan energi baru terbarukan melalui pengelolaan “Palm Oil Methyil Esther” (POME).

Teranayar perusahaan perkebunan yang memaksimalkan EBT ini, dianugrahi penghargaan internasional Asean Energy Awards (AEA) 2023 dalam rangkaian 41st ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) and ASEAN Energy Business Forum.

Akhir-akhir ini anak perusahaan calon pendiri PalmCo dikabarkan tengah menjalin kerjasama dengan Korea Selatan dan Jepang untuk memperkuat pemanfaatan biogas. Bahkan belum lama ini Scientific Director Institute for Energy and Enviromental Research, Dr Guido Reinhardt bersilaturahmi ke Kantor Direksi PTPN V, Kota Pekanbaru.

- Advertisement -

Baca juga: Fakta-fakta Dokter RS Indonesia di Gaza Histeris saat Tahu Anaknya Korban Serangan Israel

“Kita bekeinginan mensubtitusi batubara yang selama ini dipakai pada industri tekstil dengan sumber energi yang sustainable, yakni biomassa yang dihasilkan oleh PTPN V,” kata Guido
Ia pun turut mengapresiasi pendekatan anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III Persero itu dalam memanfaatkan EBT melalui pengolahan limbah cair sawit.

Keberhasilan PTPN V memanfaatkan EBT terbesar di seluruh PTPN Group tersebut membuat ia pensaran.
“Kita ingin melihat langsung bagaimana pendekatan PTPN V dalam memanfaatkan EBT,” ujarnya.

Baca Juga: Profil dan Biodata Gelandang Persib Levy Clement Madinda Fokus Menang di Kandang

Meski begitu, ia akui bahwa pekerjaan mengubah kebiasaan dari energi kurang ramah lingkungan ke energi yang lebih ramah lingkungan itu tidaklah mudah. Butuh waktu setidaknya 5 tahun.

Harapan terbesarnya adalah sumber energi berkelanjutan bisa menjadi tulang punggung untuk industri, terutama tekstil di masa depan. Sehingga pada akhirnya terbangun kekuatan ekonomi untuk dua pihak, yakni Indonesia bisa kirim produk ke pasar Eropa, begitupun sebaliknya mereka bisa masuk ke pasar.

Leave a comment