“Kita bersinergi dengan penyelenggara pemilu seperti Bawaslu, KPU, dan Pokja Pokja serta desk, yang sudah terbentuk di tingkat provinsi, kabupaten, agar dapat dimaksimalkan dalam melaksanakan tugas, terutama terkait pengawasan konten medsos,” ujarnya, seperti dikutip dari web provinsijateng.go.id, Senin 14 Oktober 2024.
Riena mengatakan, penetrasi informasi kini meluas di berbagai tingkatan masyarakat. Oleh sebab itu, pengawasan dan literasi informasi yang berseliweran di media sosial, mutlak diperkuat.
“Yang penting lagi adalah literasi bagi masyarakat agar menggunakan hak pilih pada saatnya, dan melakukan preventif mana yang tidak boleh,” imbuhnya.
Ketua Bawaslu Jateng Muhammad Amin menyebut, kerja sama tersebut turut memperkaya khasanah pengawasan bagi personel badan pengawas pemilu di daerah.
Baca juga : Optimalkan Pengangkutan dan Pemilahan Sampah, DLH Kota Bandung Kumpulkan Petugas Kebersihan
“Pertama, tupoksi kita untuk mengawasi media sosial, iklan dan kampanye (di dunia Maya). Kedua, memberi informasi dan pemahaman bagaimana mekanisme penanganan bila ditemukan adanya hoaks,” tuturnya.
Amin mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada 14 laporan siber terkait pilkada, yang telah direkomendasikan ke Bawaslu RI dan Kemenkominfo. Ia menyebut, dugaan pelanggaran dilakukan oleh oknum tanpa identitas jelas alias anonim.
Selain dengan Diskominfo, kerja sama juga dijalin dengan Polda Jateng, dan KPID Jateng.
“Kami kerja sama untuk mendiskusikan hal itu. Sejauh ini sudah ada 14 yang direkomendasikan ke Bawaslu dan Kominfo untuk di-takedown,” ungkapnya.
Baca juga : Jokowi Dianugerahi Medali Kehormatan Loka Praja Samrakshana Polri
Kepala Kantor Mafindo Farid Zamroni mengingatkan, adanya hoaks yang memanfaatkan Akal Imitasi (AI) atau Artificial Intelegence. Data pada semester pertama 2024, jumlah hoaks yang diproduksi melebihi jumlah dalam satu warsa.
“Unsur lokalnya pasti lebih mengemuka dibanding pilpres. Dari pantauan hoaks yang kami temukan, total 2.119 (hoaks), sudah lebih tinggi dari hoaks satu tahun,” paparnya.
Farid memprediksi, jumlah hoaks yang beredar pada Oktober hingga Desember semakin naik. Sementara itu, di Jateng terpantau masih landai.
“Jateng masih belum banyak. Landai. Masih lebih banyak DKI,” pungkasnya.