Dugaan Rekayasa CCTV di Kasus Jessica Wongso
Selain hilangnya 100 frame, jaksa juga menyoroti adanya perubahan pada resolusi video atau downscaling, yang mengurangi kualitas asli rekaman.
Ahli mencatat bahwa rekaman seharusnya beresolusi 1920×1080 piksel dengan kecepatan 25 frame per detik, tetapi dalam bukti yang disajikan di persidangan, resolusi ini turun menjadi 960×576 piksel dengan laju hanya 10 frame per detik.
Manipulasi semacam ini dapat memengaruhi kejelasan dan akurasi video, terutama dalam mengidentifikasi detil kejadian.
Jaksa juga mengungkapkan adanya kejanggalan dalam proses penyitaan barang bukti rekaman CCTV. Penyitaan tersebut diduga tidak sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 10 Tahun 2009, yang mengatur bagaimana barang bukti elektronik seharusnya dipindahkan.
Baca Juga: Bukti Baru Jessica Wongso di PK Kasus Kopi Sianida: Upaya Pulihkan Reputasi
DVR yang menyimpan rekaman asli CCTV, menurut jaksa, telah dihapus dan hanya tersisa rekaman pada flashdisk. Kondisi ini membuat keaslian bukti CCTV sulit diverifikasi, karena tidak ada proses autentikasi yang bisa dilakukan.
Sebuah wawancara yang melibatkan ayah korban, Edi Darmawan Salihin, yang disiarkan pada Oktober 2023 di stasiun televisi nasional, mengungkap bahwa ada rekaman CCTV lain yang disimpannya dan belum pernah diserahkan sebagai barang bukti ke pengadilan.
Jaksa menganggap pengakuan ini sebagai bukti tambahan bahwa kasus ini perlu ditinjau kembali, mengingat masih adanya rekaman yang belum pernah dievaluasi oleh pengadilan.
Dengan berbagai novum yang diungkap dalam sidang PK ini, jaksa meminta agar vonis terhadap Jessica Wongso dibatalkan. Hilangnya beberapa frame dan manipulasi resolusi dalam rekaman CCTV dianggap sebagai alasan yang kuat untuk memeriksa kembali fakta dan bukti di kasus ini. Hal ini juga sekaligus membuka pertanyaan besar seputar keaslian bukti di sidang sebelumnya.
Sidang PK ini menjadi kesempatan besar bagi Jessica Wongso untuk kembali memperjuangkan keadilan dan bagi publik untuk menilai ulang validitas bukti yang ada. Meskipun kasus kopi sianida telah berlangsung hampir satu dekade, perdebatan soal manipulasi rekaman CCTV dan prosedur penyitaan yang benar kini menjadi perhatian utama, menambah dinamika dalam proses hukum di Indonesia.
*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan, lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya.