Fakta UIPM Thailand Pemberi Gelar Honoris Causa ke Raffi Ahmad, Penjual Gelar?

By DP
5 Min Read
Raffi Ahmad baru-baru ini mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand, sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam pengembangan industri hiburan konvensional, offline, dan digital di Indonesia. (Foto: Instagram/raffinagita1717)

INVERSI.ID – Raffi Ahmad baru-baru ini mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand, sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam pengembangan industri hiburan konvensional, offline, dan digital di Indonesia.

Meskipun Raffi Ahmad tidak memiliki latar belakang pendidikan tinggi yang formal, ia tetap menerima penghargaan tersebut.

Hal ini segera menarik perhatian publik, terutama para pengguna platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), yang mulai mempertanyakan keabsahan gelar tersebut dan institusi yang memberikannya.

- Advertisement -

Kehormatan ini diserahkan oleh Profesor Kanoksak Likitpriwan, Presiden UIPM Thailand. UIPM sendiri dikenal sebagai lembaga pendidikan berbasis online yang beroperasi di beberapa negara, termasuk Indonesia. Namun, setelah kabar tentang gelar ini menyebar, sejumlah warganet mulai meneliti lebih jauh tentang universitas yang memberikan penghargaan tersebut.

Baca Juga: Raffi Ahmad Mendadak Jadi Trending di X Usai Dapat Gelar Doktor Honoris Causa dari UIPM Thailand

Salah satu akun X, yaitu @IbrahimNiar, yang tinggal di Thailand, mencoba menelusuri alamat fisik UIPM yang tercantum di situs resminya. Namun, saat ia tiba di lokasi, ia menemukan bahwa alamat yang tercantum tersebut sebenarnya adalah sebuah hotel, bukan kampus.

Akun tersebut membagikan panduannya tentang cara menuju alamat yang dimaksud, dan mengonfirmasi bahwa tempat tersebut bukanlah institusi pendidikan seperti yang diharapkan. Bahkan, saat ia bertanya kepada resepsionis hotel, pihak hotel juga mengonfirmasi bahwa tidak ada institusi pendidikan di sana.

Kejanggalan terkait UIPM ini tidak hanya berhenti di situ. Akun X lainnya, @ardisatriawan, yang berdomisili di Amerika Serikat, juga melakukan investigasi lebih lanjut.

Dia menemukan bahwa UIPM memiliki beberapa cabang di berbagai negara, termasuk Indonesia. Beberapa warganet pun mulai menelusuri situs resmi UIPM Indonesia, termasuk jurnal elektronik (e-journal) yang diterbitkan oleh kampus tersebut.

Namun, di sinilah keanehan lain muncul. Salah satu warganet menemukan bahwa dalam Volume 4 Nomor 1 Tahun 2023 dari e-journal tersebut, terdapat unggahan Surat Yasin, bukannya dokumen penelitian akademik seperti yang lazim ditemukan di jurnal ilmiah.

Selain itu, proses pendaftaran mahasiswa di UIPM juga menjadi sorotan. Beberapa warganet, termasuk akun X @KemenperinRI, menyoroti penggunaan Google Form untuk pendaftaran mahasiswa baru.

Lebih aneh lagi, formulir tersebut mencantumkan pilihan gelar yang dapat dipilih langsung oleh calon mahasiswa, seperti gelar sarjana (S1), magister (S2), doktor (S3), hingga gelar kehormatan seperti Doktor Honoris Causa dan Profesor Kehormatan. Formulir tersebut bahkan menyediakan nomor WhatsApp yang dapat dihubungi untuk memudahkan proses pendaftaran.

Fakta bahwa seseorang bisa “memilih” gelar yang diinginkan melalui sebuah formulir daring menimbulkan banyak tanda tanya di kalangan warganet.

Proses ini tampak jauh dari standar pendaftaran akademik yang lazim di institusi pendidikan resmi. Sejumlah warganet mempertanyakan apakah gelar yang diberikan oleh UIPM benar-benar memiliki legitimasi yang diakui secara global, atau apakah institusi tersebut hanyalah sebuah lembaga yang menawarkan gelar secara mudah tanpa melalui proses akademik yang ketat.

Leave a comment