INVERSI.ID – Peneliti politik dari The Indonesian Institute (TII), Felia Primaresti, menyatakan bahwa munculnya kotak kosong dalam Pilkada 2024 mencerminkan inkonsistensi dalam praktik demokrasi.
Menurut Felia, fenomena kotak kosong ini terjadi akibat kurangnya keseriusan partai politik dalam menyiapkan kader yang kompeten untuk berkompetisi.
“Esensi demokrasi itu adalah menciptakan pilihan sebanyak-banyaknya. Tanpa kompetisi, esensi demokrasi berkurang karena tidak ada ruang untuk debat atau evaluasi atas berbagai alternatif,” jelasnya.
Dilansir dari Antara, pada Senin, 9 September 2024, Felia menambahkan bahwa situasi ini juga menunjukkan kegagalan partai politik dalam menyiapkan calon-calon berkualitas di tingkat daerah.
“Fenomena seperti ini bisa terjadi karena partai politik tidak serius dalam mempersiapkan kader yang kompeten, dan kemudian juga diperparah dengan munculnya satu koalisi besar yang seolah mengaburkan pilihan dan persaingan yang kompetitif,” tambahnya.
Baca Juga: Jika Kotak Kosong Menang Lawan Calon Tunggal dalam Pilkada, Kepercayaan Publik pada Parpol Menurun?
Felia juga menekankan bahwa hasil Pilkada dengan kotak kosong dapat mempengaruhi legitimasi pemimpin terpilih, terutama jika banyak pemilih memilih kotak kosong. Menurutnya, ini bisa melemahkan hubungan antara pemimpin dan rakyat serta memperburuk kepercayaan masyarakat terhadap institusi politik.
Oleh karena itu, ia mempertanyakan komitmen partai politik dalam menciptakan persaingan yang sehat dan demokratis, karena dalam demokrasi ideal, seharusnya ada beragam pilihan calon untuk memberikan alternatif visi dan program kepada rakyat.