Dalam kegiatan ini, seluruh pemangku kepentingan dan mitra kerja berkolaborasi memberikan pemahaman dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perencanaan keluarga dan pemilihan kontrasepsi yang tepat.
“Langkah kolaborasi yang diambil tidak terlepas dari keinginan kuat untuk meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan kontrasepsi, karena permasalahan kesehatan dalam pembangunan kependudukan masih menjadi masalah yang utama,” ujar dia.
Martin memaparkan angka kebutuhan KB yang tidak terpenuhi atau unmet need di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 11,5 persen berdasarkan Pendataan Keluarga (PK) 2023 dari target nasional sebesar 7,7 persen pada tahun 2023.
“Selain itu penggunaan kontrasepsi modern (modern Contraceptive Prevalence Rate/mCPR) walaupun sudah menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun, namun pada tahun 2023 capaiannya 60,4 persen, masih di bawah target 62,93 persen,” paparnya.
Baca Juga: Selama MotoGP, Telkomsel Siapkan Jaringan Jaringan Hyper 5G di Mandalika
Untuk itu ia berharap rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada Hari Kontrasepsi Sedunia dapat memberikan daya ungkit bagi peningkatan capaian pelayanan KB serta terciptanya masyarakat yang memahami dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap penggunaan kontrasepsi.