Selain itu, pasangan ini juga menekankan pemenuhan hak-hak perempuan, program wajib belajar 12 tahun, serta bantuan untuk mahasiswa. Untuk isu kesehatan, mereka mengusulkan hotline konseling 24 jam untuk mendukung kesehatan mental dan pemangkasan waktu tunggu pasien BPJS. Mereka juga berjanji untuk meningkatkan kecanggihan aplikasi JAKI, memasang CCTV di setiap RT, serta mengubah syarat rekrutmen PPSU dari lulusan SLTA menjadi SD.
Dengan memaparkan program secara terstruktur di awal debat, Pramono-Rano mampu merujuk kembali pada program-program tersebut saat menjawab pertanyaan sepanjang diskusi. Hal ini membuat mereka lebih mudah mengendalikan isu yang diangkat selama debat.
Baca Juga: Dharma Pongrekun-Kun Wardana Hadapi Debat Pilkada Jakarta Tanpa Mentor, Apa Alasannya?
Inovasi Baru Pramono-Rano
Pramono-Rano juga memperkenalkan Program Jaring Asmara, yang bertujuan untuk menyerap aspirasi warga dari tingkat RT dan RW di Jakarta. Menurut Pramono, melalui program ini, pemerintah akan lebih memahami kebutuhan spesifik di setiap wilayah dan menjadikan aspirasi masyarakat sebagai dasar pembuatan kebijakan.
“Setiap wilayah Jakarta memiliki karakteristik yang berbeda, dan kebijakan yang baik harus disesuaikan dengan kebutuhan warga di masing-masing wilayah,” jelas Pramono dalam konferensi pers usai debat.
Melalui pendekatan ini, Pramono-Rano berharap dapat menjembatani komunikasi antara pemerintah dan warga, sehingga kebijakan yang diambil akan lebih relevan dan tepat sasaran.
*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan, lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya.
