INVERSI.ID– Investasi energi terbarukan menjadi kunci penting untuk mendukung visi Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai swasembada energi di Indonesia. Pengamat ekonomi dari Universitas Jember, Adhitya Wardhono menekankan pentingnya dorongan terhadap hal itu.
Menurutnya, ketergantungan Indonesia pada energi fosil, terutama batu bara, harus segera dialihkan menuju energi terbarukan, seperti tenaga surya, angin, dan bioenergi, demi mengatasi tantangan global yang semakin kompleks.
Baca juga: IHSG Hari ini Menguat Seiring Pelantikan Kabinet Merah Putih
“Ketergantungan Indonesia pada energi fosil, terutama batu bara, memerlukan transisi cepat menuju energi terbarukan,” kata Adhitya Wardhono dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip dari ANTARA, Senin (21/10).
Presiden Prabowo dalam pidato perdananya setelah pelantikan menegaskan komitmennya untuk mencapai swasembada pangan dan energi. Adhitya menambahkan, langkah ini tidak hanya diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menurunkan emisi gas rumah kaca, tetapi juga untuk meningkatkan ketahanan energi dalam jangka panjang.
Baca juga: Emas Antam Senin (21/10) Stabil Rp1,514 Juta
Adhitya menyarankan agar pemerintah merumuskan kebijakan yang mendukung investasi dalam sektor energi terbarukan, termasuk memberikan insentif fiskal dan menciptakan regulasi yang menarik bagi investor. Ini
“Selain itu, memperkuat infrastruktur seperti jaringan listrik pintar dan fasilitas penyimpanan energi sangat penting untuk memaksimalkan investasi,” ujar pakar ekonomi Unej itu pula.