Jokowi: Komitmen RI Perjuangkan Kesetaraan Sejak Konferensi Asia-Afrika 1955

By DP
3 Min Read
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa komitmen Indonesia untuk berperan dalam penyelesaian masalah global dan memperjuangkan kesetaraan, keadilan, serta solidaritas dalam percepatan pencapaian SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) tetap kuat dan tak berubah sejak Konferensi Asia-Afrika tahun 1955. (Foto: Antara)

INVERSI.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa komitmen Indonesia untuk berperan dalam penyelesaian masalah global dan memperjuangkan kesetaraan, keadilan, serta solidaritas dalam percepatan pencapaian SDGs (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) tetap kuat dan tak berubah sejak Konferensi Asia-Afrika tahun 1955.

Dalam sambutannya saat membuka sesi Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak (HLP MSP) dan Forum Indonesia-Afrika (IAF) Kedua tahun 2024 di Bali pada Senin, 2 September, Jokowi menyatakan bahwa ini adalah komitmen yang konsisten diusung oleh Indonesia.

“Indonesia berkomitmen menjadi bagian dari solusi global, membela kepentingan global south sekaligus menjadi bridge builder dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan dan solidaritas dalam mempercepat pencapaian SDGs. Ini adalah komitmen yang konsisten Indonesia usung sejak Konferensi Asia-Afrika 69 tahun yang lalu,” ungkap Jokowi, dilansir dari Antara.

- Advertisement -

Baca Juga: Jokowi Ketagihan Sambel Legendaris Ayam Goreng Mbah Karto Sejak 1969, Ini Buktinya

Ia juga menegaskan kepada seluruh delegasi yang hadir dalam HLP MSP dan IAF Kedua untuk berusaha menciptakan perubahan positif di tengah tantangan dunia, baik terkait dengan perlambatan ekonomi, tingkat pengangguran dan inflasi yang belum stabil, maupun ketegangan geopolitik yang terus berlanjut, yang telah menyebabkan banyak korban dan mengganggu rantai pasokan global.

Namun, Jokowi menyayangkan bahwa di tengah kondisi seperti ini, solidaritas internasional justru menurun, semangat multilateralisme semakin terabaikan, dan fragmentasi makin meluas.

“Dan pada akhirnya negara-negara berkembang adalah yang paling terdampak. Jutaan rakyat negara berkembang adalah yang paling merasakan kesulitan,” tegasnya.

Leave a comment