Jokowi juga menyoroti bahwa Indonesia tidak lagi mengekspor bahan mentah, tetapi mulai memproduksi barang jadi seperti katoda tembaga, kabel, dan foil tembaga.
“Kita juga ingin kebutuhan produk-produk tembaga dunia itu ke depan bergantung pada negara kita, Indonesia,” ujar Jokowi.
Smelter yang dibangun dengan investasi senilai Rp21 triliun ini menggunakan teknologi mutakhir untuk memproduksi katoda tembaga sebagai produk utama. Selain 220 ribu ton katoda tembaga, fasilitas ini juga akan memproduksi 18 ton emas, 55 ton perak, dan 850 ribu ton asam sulfat per tahun.
Jokowi mengapresiasi keberanian PT Amman dalam membangun smelter tersebut.
“Bayangkan kalau selamanya hanya diekspor dalam bentuk konsentrat mentahan, nilai tambahnya tidak berada di kita, nilai tambahnya berada di negara-negara yang memiliki smelter sehingga keberanian dan niat baik dari PT Amman saya sangat mengapresiasi sekali,” kata Jokowi.
Baca Juga: Disandera 1,5 Tahun, Jokowi Apresiasi TNI-Polri Sukses Bebaskan Philip Mark Mehrtens
Harapan Presiden
Jokowi juga berharap bahwa operasional smelter ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar, terutama dalam penciptaan lapangan kerja. Selain itu, diharapkan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya di Kabupaten Sumbawa Barat, akan meningkat.
“Dan yang mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya adalah rakyat di NTB dan rakyat di seluruh Tanah Air Indonesia,” tutup Jokowi.
Sekedar informasi, peresmian ini menjadi tonggak penting dalam hilirisasi industri tembaga di Indonesia, di mana pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam dengan melakukan pengolahan di dalam negeri.
*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan, lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya.