Jokowi Spill Tantangan Bonus Demografi yang Dimiliki RI, Jika Tak Ada Perluasan Lowongan Kerja

By DP
3 Min Read
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa puncak bonus demografi Indonesia yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030-an harus dibarengi dengan peningkatan kesempatan kerja. (Foto: Antara)

INVERSI.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan bahwa puncak bonus demografi Indonesia yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030-an harus dibarengi dengan peningkatan kesempatan kerja.

Menurut Jokowi, bonus demografi dapat menjadi kekuatan besar, namun juga berpotensi menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik.

“Kalau bapak ibu bertanya pada saya fokus ke mana ? Kalau saya sekarang maupun ke depan kita harus fokus ke pasar kerja karena ke depan terlalu sedikit peluang kerja untuk sangat banyak tenaga kerja yang membutuhkan, too few jobs for too many people. Ini yang harus kita hindari,” ujar Presiden saat membuka Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional 2024 di Surakarta, Jawa Tengah, pada Kamis, 19 September 2024.

- Advertisement -

Presiden menambahkan bahwa tantangan ini akan menjadi penentu apakah Indonesia bisa menjadi negara maju atau tidak.

Baca Juga: Ini Tanggapan Jokowi Terkait Kaesang Pangarep Datangi KPK soal Jet Pribadi

“Inilah tantangan paling besar yang akan melompatkan kita menjadi negara maju atau tidak. Bonus demografi ini membutuhkan pembukaan kesempatan kerja yang sebesar-besarnya. Padahal saat ini untuk membuka lapangan kerja kita menghadapi tantangan yang sangat-sangat berat, semua negara mengalami tantangan ini,” lanjutnya.

Mengutip dari Antara, Presiden menyebutkan bahwa tantangan pertama adalah perlambatan ekonomi global.

“Kita tahu 2023 dari World Bank ini (ekonomi) global hanya tumbuh 2,7 (persen) kemudian 2024 ini diperkirakan hanya muncul angka 2,6 (persen) tahun depan dari World Bank muncul angka 2,7 (persen) naik sedikit, tetapi masih jauh dari yang diharapkan oleh semua negara,” jelasnya.

Leave a comment