INVERSI.ID- Dampak terbongkarnya aksi bullying atau perundungan di masa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menjadi sorotan serius.
Dari data laporan yang diterima Kementerian Kesehatan (Kemenkes), lebih 300 kasus perundungan di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).
Baca juga : Ini Permohonan Maaf Bodyguard Atta Halilintar Usai Ancam Culik Wartawan
Hal tersebut dijelaskan Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono bahwa kasus perundungan di PPDS tidak hanya terjadi di Undip, tapi juga di sejumlah universitas lainnya.
“Ya kejadian di Undip, semuanya juga kita investigasi kok, di RSCM diinvestigasi, di Undip diinvestigasi, di Unair diinvestigasi, di USU diinvestigasi, di Unsri juga diinvestigasi,” kata Dante di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Dante menuturkan, banyak kasus perundungan yang dilaporkan ke Kemenkes. Namun pihaknya masih mengumpulkan data dan bukti.
“Ada beberapa kasus yang langsung masuk ke kita, cuma kita tidak buka, karena ini memang sensitif dan kita perlu bukti untuk menentukan kesimpulan dari setiap kali perundungan,” kata Dante.
Dante mengungkapkan, lebih 1.000 kasus yang diklarifikasi pihaknya, hanya 30 persen yang terbukti masuk kategori perundungan.
“Ada sekitar 1.000 lebih perundungan yang kita klarifikasi ternyata sebagian besar bukan perundungan, yang perundungan itu sekitar 30 persen, yang memang benar-benar perundungan. Sudah ada 300 kasus kira-kira perundungan,” lanjutnya
Sambung Dante, pihaknya masuk menunggu investigasi dari pihak kepolisian terkait dengan kasus dugaan bunuh diri karena aksi perundungan yang dialami almarhum dr Aulia Risma Lestari.