Defisit APBN hingga Agustus 0,68% dari PDB
Dengan demikian, defisit APBN hingga Agustus tercatat sebesar Rp153,7 triliun atau 0,68% dari PDB, masih sesuai dengan proyeksi dalam RUU APBN 2024. Keseimbangan primer juga tetap berada dalam kondisi surplus sebesar Rp161,8 triliun.
APBN terus dioptimalkan sebagai instrumen penting untuk menjaga stabilitas ekonomi, melindungi masyarakat, dan mendukung pertumbuhan berkelanjutan di tengah tantangan ekonomi global.
Inflasi nasional tetap stabil 2,12% yoy
Inflasi nasional tetap stabil pada level 2,12% year-on-year, didukung oleh harga pangan yang terkendali. Neraca perdagangan juga mencatatkan surplus selama 52 bulan berturut-turut dengan nilai ekspor sebesar 23,6 miliar USD dan impor 20,7 miliar USD, meskipun surplus kumulatif menurun.
Faktor domestik, khususnya konsumsi rumah tangga, tetap positif. Indeks Kepercayaan Konsumen berada di level tinggi 124,4, mencerminkan kepercayaan masyarakat dalam aktivitas konsumsi.
Baca juga: BUMN Kontribusi PNBP Hingga 78% dari Target APBN 2024
Mandiri Spending Index juga menunjukkan tren positif dengan mencapai level 277,6, serta indeks penjualan riil tumbuh 5,8%.
Purchasing Managers’ Index Indonesia mulai masuk zona kontraksi
Namun, Sri Mulyani mengingatkan bahwa Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia mulai masuk zona kontraksi, yang perlu diwaspadai. Meski demikian, dengan pertumbuhan impor sebesar 9%, diharapkan dapat mendorong aktivitas manufaktur kembali, sementara ekspor juga menunjukkan pertumbuhan positif.
“Jadi ini adalah penurunan dari kontraksi pendapatan negara ini yang kita harapkan sampai akhir tahun mungkin kita bisa menjaga agar pendapatan negara bisa terus bisa mengejar sesuai dengan targetnya,” tambahnya.