Klarifikasi Suswono Soal Candaan Nabi Muhammad Pengangguran

By DP
3 Min Read
Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta nomor urut 1, Suswono, meminta maaf terkait pernyataannya yang menimbulkan kontroversi dalam pertemuan dengan Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) pada Sabtu, 26 Oktober 2024, di Jakarta. (Foto: Antara)

INVERSI.ID – Calon Wakil Gubernur (Cawagub) DKI Jakarta nomor urut 1, Suswono, meminta maaf terkait pernyataannya yang menimbulkan kontroversi dalam pertemuan dengan Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) pada Sabtu, 26 Oktober 2024, di Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut, Suswono sempat membuat pernyataan yang menyinggung Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pengangguran. Hal ini pun memicu reaksi luas di masyarakat.

Suswono menjelaskan bahwa ucapannya tersebut sebenarnya disampaikan dalam konteks candaan menanggapi celetukan seorang warga saat acara sosialisasi. Namun, ia menyadari bahwa guyonan tersebut kurang tepat, khususnya saat menyangkut sosok Nabi Muhammad SAW yang sangat dihormati oleh umat Muslim.

- Advertisement -

Baca Juga: Suswono Dikritik: Stop Jadikan Perempuan Objek Bercanda

“Tidak ada maksud sama sekali menyinggung tentang janda apalagi Manusia Agung sepanjang zaman, Rasulullah SAW. Beliau adalah teladan dalam kehidupan saya,” jelas mantan Menteri Pertanian itu dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Senin, 28 Oktober 2024.

Klarifikasi Suswono

Suswono menyampaikan permintaan maafnya secara terbuka kepada publik, khususnya kepada umat Muslim yang merasa terganggu dengan ucapannya. Ia juga mencabut pernyataan yang disampaikan dalam pertemuan tersebut.

“Saya menyadari bahwa pernyataan saya dalam pertemuan dengan relawan Bang Japar telah menimbulkan polemik, atas hal itu saya meminta maaf, sekaligus mencabut pernyataan tersebut,” ujar Suswono.

Meski awalnya dimaksudkan sebagai guyonan, Suswono mengakui bahwa ucapannya tidak pada tempatnya. Ia menyebut bahwa pernyataan tersebut berupaya menyampaikan kepedulian terhadap kesejahteraan kelompok lemah seperti anak yatim dan para janda, tetapi disampaikan dengan cara yang kurang bijaksana.

Leave a comment