Masyarakat Baduy Telah Membuka Diri
Rano menanggapi dengan menjelaskan bahwa masyarakat Baduy telah membuka diri dengan melakukan kunjungan adat “Seba” ke pemerintah daerah secara rutin. Rano juga menyatakan bahwa masyarakat Baduy tetap menjaga kearifan lokal melalui aturan-aturan tertentu, seperti larangan penggunaan ponsel di dalam wilayah adat.
“Mereka tetap menjaga aturan. Tidak boleh ada BTS, supaya HP tidak masuk ke kampung mereka, tapi anak Baduy luar punya HP. Mereka tidak ingin punya sekolah formal tapi punya sekolah sendiri,” tambah Rano.
Baca Juga: Jelang Pilkada Jakarta 2024, Pramono Anung-Rano Karno Raih Dukungan Tertinggi
Debat ini memperlihatkan pandangan tajam setiap kandidat terhadap rekam jejak dan visi masing-masing, khususnya dalam menyampaikan pengalaman kepemimpinan yang bisa diterapkan di Jakarta. Bagi Rano, pengalaman di Banten menjadi modal berharga untuk membenahi ibukota.
“Kalau saya bisa ngebenahin kampung orang di Banten, masa saya enggak bisa benahin kampung saya sendiri di Jakarta,” pungkas Rano, mempertegas keyakinannya untuk membawa perubahan di Jakarta.
Sorotan terhadap rekam jejak ini diharapkan memberi masyarakat pemahaman lebih dalam tentang potensi setiap kandidat untuk memimpin Jakarta.
*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan, lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya.