Kasus batuk rejan di Australia melonjak, memicu kekhawatiran di antara para ahli kesehatan. Wabah ini menandai peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, dan diklasifikasikan sebagai epidemi di beberapa wilayah.
Menurut Departemen Kesehatan Australia, pada tahun 2023, terdapat 10.796 kasus batuk rejan yang dilaporkan. Ini adalah angka tertinggi sejak tahun 2010.
Dari jumlah tersebut, 6.932 kasus terjadi pada anak-anak di bawah usia lima tahun. 14 kematian akibat batuk rejan dilaporkan, dengan 12 di antaranya pada anak-anak di bawah usia lima tahun.
Pemerintah Australia telah meningkatkan upaya untuk meningkatkan tingkat vaksinasi.
Baca Juga: 10 Manfaat Jahe Merah Bagi Kesehatan, Redakan Batuk dan Pilek
Kampanye kesadaran publik sedang dilakukan untuk mendidik masyarakat tentang batuk rejan dan cara pencegahannya.
Petugas kesehatan didorong untuk lebih waspada terhadap batuk rejan dan segera mendiagnosis serta mengobatinya.
Batuk Rejan, atau yang dikenal juga dengan nama pertusis atau seratus hari, adalah penyakit pernapasan yang sangat menular yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis. Penyakit ini dapat menyerang orang-orang dari segala usia, namun lebih berbahaya bagi bayi dan anak kecil.
Gejala Batuk Rejan:
- Batuk parah yang dapat berlangsung selama berminggu-minggu
- Suara serak setelah batuk
- Menghirup napas dalam-dalam dengan suara melengking
- Muntah setelah batuk
- Wajah merah atau biru saat batuk
Siapa yang Berisiko Batuk Rejan?
Baca Juga: Mengenal Gejala Flu Burung pada Manusia Lengkap dengan Pengobatan
- Bayi dan anak kecil
- Orang yang belum divaksinasi
- Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah
- Orang yang sering berhubungan dengan orang yang terinfeksi