Menhub: Penggunaan Bioavtur Bertahap pada 2027

By birdieni
3 Min Read
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membahas rencana pemerintah Indonesia untuk secara bertahap mengganti avtur berbahan fosil dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur. (Dok Pertamina)

INVERSI.ID– Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi membahas rencana pemerintah Indonesia untuk secara bertahap mengganti avtur berbahan fosil dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur.

Upaya ini bertujuan untuk menciptakan bahan bakar penerbangan yang lebih ramah lingkungan, sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap penerbangan berkelanjutan.

“Kami berpikir bahwa tidak saja mengubah penggunaan avtur yang berbahan bakar fosil, tetapi kami akan meningkatkan atau mengubah secara bertahap dengan avtur yang ramah lingkungan,” kata Budi Karya Sumadi dalam Forum Transportasi Udara Asia Pasifik 2024 yang berlangsung di Bali, seperti dikutip dari ANTARA, Kamis (19/9).

- Advertisement -

Implementasi penggunaan SAF secara bertahap pada 2027

Budi Karya menyampaikan bahwa perubahan ini merupakan langkah yang sudah dimulai melalui inisiatif dan pembicaraan yang dipimpin oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi.

Namun, ia juga mengakui bahwa transisi ini menghadapi tantangan teknis, pendanaan, dan pemasaran, sehingga membutuhkan persiapan yang matang.

Pertamina Patra Niaga bersama PT Vale Indonesia Tbk menjalin kemitraan strategis dalam penyediaan bahan bakar ramah lingkungan. (Dok Pertamina)

Pemerintah menargetkan mulai mengimplementasikan penggunaan SAF secara bertahap pada 2027, dengan tujuan menjadikan Indonesia tidak hanya sebagai konsumen tetapi juga produsen SAF. “Bertahap ya kami akan mulai lakukan itu di 2027 dan kita akan final semuanya selanjutnya karena selain teknologinya dibutuhkan, keuangannya juga harus mencari titik terbaik,” jelas Budi Karya.

SAF selaras dengan agenda Organisasi Penerbangan Sipil Internasional

Selain itu, forum ini juga menyoroti peluang baru dalam manajemen wilayah udara melalui sistem pesawat nirawak (UAS) dan mobilitas udara canggih (AAM), yang diharapkan dapat mengurangi kemacetan, meningkatkan logistik, dan memangkas emisi.

Komitmen Indonesia dalam mengembangkan SAF juga selaras dengan agenda Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), yang menekankan pentingnya bahan bakar rendah karbon dalam mengurangi emisi CO2 global. Menhub berharap melalui forum ini, dialog yang dihasilkan dapat mendorong pengembangan sektor penerbangan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Budi Karya berharap melalui forum di sela Bali International Airshow 2024 ini dapat memicu dialog dan menginspirasi peningkatan masa depan ruang udara terpadu, produksi, serta pembiayaan SAF agar tercipta sektor penerbangan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Leave a comment