Inflasi AS Mereda, Beri Dampak Positif ke Pasar Keuangan Indonesia, Ini Analisisnya

By birdieni
4 Min Read
Pertumbuhan ekonomi selama tahun 2023 di Indonesia mencapai 5,05 persen saat tantangan global menggila dan sulit untuk diprediksi. (Foto: Pixabay)

Pertumbuhan Penjualan Ritel di Tengah Perkiraan Perlambatan

Penjualan ritel di Indonesia tumbuh sebesar 4,5% secara tahunan (YoY), didorong oleh bantuan tunai yang disalurkan pemerintah.

Meskipun demikian, diperkirakan akan terjadi perlambatan pertumbuhan penjualan ritel di kuartal terakhir tahun 2024.

Penjualan ritel di Indonesia tumbuh sebesar 4.5% YoY, didorong oleh bantuan tunai dari pemerintah, tetapi diperkirakan akan ada perlambatan di kuartal terakhir tahun 2024,” jelas Fithra.

- Advertisement -

Baca juga: OJK: Bank Mulai Bayar Premi Program Restrukturisasi Perbankan pada 2025

Perlambatan ini menjadi perhatian utama, karena bisa mempengaruhi aktivitas konsumsi yang selama ini menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional.

Pemerintah sepakat untuk menambah insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan kuota subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) guna memperkuat masyarakat kelas menengah.
Pemerintah sepakat untuk menambah insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) dan kuota subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) guna memperkuat masyarakat kelas menengah. (INVERSI/Dok Freepik)

Kerentanan Finansial Kelas Menengah

Kelas menengah Indonesia sedang menghadapi tekanan finansial, yang ditandai dengan perilaku downtrading atau pengalihan konsumsi ke produk yang lebih murah.

Kerentanan ini perlu diantisipasi lebih lanjut karena dapat mempengaruhi pola konsumsi masyarakat secara keseluruhan, terutama di sektor barang konsumsi dan kebutuhan sehari-hari.

Kelas menengah Indonesia menghadapi kerentanan finansial, yang mendorong perilaku downtrading dan peralihan ke alternatif yang lebih murah,” jelas Fithra.

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi terkoreksi terbatas. (INVERSI/Dok Freepik)
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi menguat Selasa (17/9). (INVERSI/Dok Freepik)

Optimisme Pasar Saham Indonesia

Pasar saham Indonesia terus menunjukkan penguatan, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan disiplin fiskal yang tetap kuat dari pemerintah.

Baca juga: Perkebunan Indonesia Expo Hasilkan MoU Senilai Rp3,1 Triliun

Sentimen positif ini diharapkan dapat terus mendukung pertumbuhan indeks di pasar modal, seiring dengan semakin stabilnya kondisi ekonomi global dan domestik.

Pasar saham Indonesia terus menguat, didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga Fed dan disiplin fiskal yang kuat,” pungkas dia.

Leave a comment