Najwa Shihab memberikan kritikan kepada pemerintah terkait masalah Pusat Data Nasional alias PDN diretas oleh hacker. Hacker diketahui meminta tebusan sebesar 8 juta dolas AS sekitar Rp131 miliar ke Pemerintah Indonesia.
Kementerian Komunikasi dan Informastika RI serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengakui bahwa PDN diserang peretasnya Brain Cipher Ransomware. Bahkan pemerintah juga menolak untuk membayar Rp131 miliar.
Tentunya lemahnya perlindungan terhadap data rakyat Indonesia membuat Pemerintah banjir kritikan, salah satunya dari Najwa Shihab.
Rakyat Tak Dianggap Penting
Najwa Shihab mengungkapkan tidak adanya back up di Pusat Data Nasional karena data pribadi rakyat Indonesia tak dianggap penting.
“Tidak ada back up di Pusat Data Nasional. Data pribadi kita tidak dipandang penting,” cuit tuan rumah Mata Najwa di akun Threads.
Baca Juga: PDN Diretas, Pendaftar KIP Kuliah 2024 Harus Unggah Ulang Dokumen
Lebih lanjut, Najwa Shihab pun mengimbau rakyat Indonesia menerima kenyataan pahit, bahwa mereka hanya dianggap penting saat pesta demokrasi alias Pemilu.
“KITA tidak penting. Terima saja. Memangnya sejak kapan rakyat dianggap penting selain di bilik suara,” Najwa Shihab menambahkan.