INVERSI.ID– Suasana politik jelang pendaftaran pemimpin daerah mulai memanas di beberapa wilayah. Di Jakarta, Partai NasDem yang sebelumnya mendukung Anies Baswedan di Pilpres dan Pilkada Jakarta, jelang pendaftaran Agustus ini melalui pernyataan Ketum Surya Paloh malah memberikan dukungan kepada Ridwan Kamil (RK) dan bergabung ke parpol Koalisi Indonesi Maju (KIM).
Lalu apakah ini sinyal jika Anies sudah benar ditinggal dan apakah NasDem sudah menyatakan resmi bergabung bersama KIM plus seperti disampaikan Ketua Harian Gerindra Dasco menyatakan ada parpol diluar KIM akan ikut bergabung.
Baca Juga : Harga Emas Antam Jumat (16/8) Turun Rp10 Ribu, Berapa Harga Buyback
Berdasarkan fakta tersebut, pengamat politik Ujang Komaruddin menilai, bukan sesuatu hal aneh dan heran jika NasDem mendukung calon diusung oleh parpol Koalisi Indonesia Maju yakni Ridwan Kami (RK) di Jakarta.
Karena memang NasDem ketika atau pasca pengumuman pemenang Pemilu Prabowo-Gibran di KPU langsung bertemu Prabowo di Kartanegara dan menyatakan NasDem mendukung Pemerintahan Prabowo-Gibran.
Sehingga dalam konteks mendukung Prabowo Gibran maka otomatis NasDem masuk KIM atau masuk koalisi pendukung Pemerintah. Nah, kalau sudah menyatakan gabung ke Pemerintah maka NasDem sudah masuk dalam Koalisi Indonesia maju bersama Prabowo, Gerindra dan lain-lain.
“Jadi, misalkan saat ini NasDem memberikan sinyal figur atau tokoh diusung parpol KIM itu memang secara politik fatsunya harus begitu. Partai yang mendukung dan gabung ke Pemerintah kandidat calon di Pilkada dalam konteks apapun itu ikut harus gabung dengan kubu Pemerintah dan seperti itu logikanya,” kata Ujang kepada wartawan.
Justru aneh, menurut Ujang kalau NasDem mendukung yang lain katakanlah Anies Baswedan. Karena bekas capres ini bukan bagian daripada Pemerintah.
“Nah, ini saya melihat sesuatu yang normal serta rasional saja kalau NasDem misalkan RK akhirnya di dukung parpol KIM maka mau tidak mau harus mendukung dan jadilah parpol KIM Plus dimana ada NasDem, PKB dan PKS masuk Pemerintah seperti itu,” tegasnya.
“Jadi, kembali saya melihat dan menilai itu bukan sesuatu yang heran memang konteks logika NasDem mendukung Pemerintah maka di Pilkada haruslah ikut KIM di wilayah-wilayah tertentu,” tandasnya.