Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memuji operasi militer Israel di Yaman yang diklaim presisi dan berhasil. Dia menyatakan bahwa kemampuan Israel dapat menjangkau musuh di mana saja.
Pada Sabtu, 20 Juli 2024, serangan militer yang melibatkan 20 jet tempur Israel menghancurkan kota pelabuhan Hodeidah di Yaman. Serangan tersebut menyebabkan kebakaran besar di terminal minyak pelabuhan, menewaskan tiga orang dan melukai sekitar 87 lainnya.
Pelabuhan itu dikatakan digunakan untuk tujuan militer, menjadi pintu masuk senjata yang dipasok ke Houthi oleh Iran.
Netanyahu, yang dalam beberapa hari ke depan akan berpidato di hadapan Kongres Amerika Serikat di Washington, DC, menyatakan bahwa serangan ini adalah respons langsung terhadap serangan drone pada Jumat, 19 Juli 2024, yang menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya, hanya beberapa ratus meter dari Konsulat AS di Tel Aviv.
Baca Juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Yakin Dengan Mahmoud Abbas Tidak Memerintah Gaza Sebelum Hamas Hilang
Kelompok Houthi memuji serangan drone kamikaze di Tel Aviv pada Jumat pagi sebagai operasi militer yang signifikan. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyalahkan “human error” yang tidak dijelaskan secara spesifik atas kegagalan mereka mencegat drone atau setidaknya memberikan peringatan, meskipun pertahanan udara telah mendeteksinya sebelumnya.
Serangan Israel terhadap Yaman menunjukkan kepada musuh-musuhnya bahwa tidak ada tempat yang tidak bisa dijangkau oleh Israel.
Baca Juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Diminta Mundur oleh keluarga Sandera Hamas