Rupiah Senin (7/10) Berpotensi Melemah

By birdieni
2 Min Read

INVERSI.ID– Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (7/10) ini berpotensi mengalami pelemahan, dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal, terutama kondisi ketenagakerjaan di Amerika Serikat yang masih kuat.

Pada awal perdagangan, rupiah turun 155 poin atau sekitar 1% menjadi Rp15.640 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp15.485 per dolar AS.

“Rupiah masih berpeluang melemah terhadap dolar AS hari ini. Indeks dolar AS terlihat bergerak menguat di kisaran 102,40-an pagi ini, di mana di Jumat pagi masih di kisaran 101,70-an,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari ANTARA, Senin (7/10).

- Advertisement -

Menurut Ariston, penguatan dolar AS dipicu oleh data non-farm payrolls (NFP) yang dirilis pada Jumat lalu.

Data tersebut menunjukkan penambahan 254 ribu pekerjaan di AS pada September 2024, lebih tinggi dari 159 ribu di bulan sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ketenagakerjaan AS masih solid, sehingga memperkuat kemungkinan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menunda kebijakan pemangkasan suku bunga yang lebih besar.

“Kondisi yang masih bagus ini bisa mendorong The Fed (bank sentral AS) untuk mengurungkan kebijakan pemangkasan suku bunga yang lebih besar,” ujar Ariston

Selain itu, ketegangan yang meningkat di Timur Tengah, terutama konflik antara Israel dan Iran, juga turut mendorong penguatan dolar AS sebagai aset safe haven.

Konflik yang terus berlangsung menyebabkan ketidakpastian global, sehingga membuat investor lebih memilih aset yang lebih aman seperti dolar AS.

“Konflik kelihatannya terus berlanjut dengan Israel diketahui menyusun rencana untuk melakukan penyerangan, apalagi setelah negaranya Kembali diserang oleh Iran,” tuturnya.

Ariston memperkirakan bahwa rupiah berpotensi bergerak melemah hingga Rp15.580 per dolar AS, dengan level support di kisaran Rp15.430 per dolar AS.

Leave a comment