Di balik kepraktisan dan kemudahannya, plastik menyimpan bahaya tersembunyi yang mengintai kesehatan, khususnya bagi anak-anak. Bisphenol A (BPA), zat kimia yang umum digunakan dalam pembuatan plastik polycarbonate dan resin epoksi, menjadi sorotan utama karena potensi dampak negatifnya pada perkembangan otak dan mental anak.
Penelitian terbaru dari Universitas Columbia, Amerika Serikat, menemukan hubungan antara paparan prenatal BPA dan peningkatan risiko gejala kecemasan dan depresi pada anak laki-laki usia 10-12 tahun.
Studi yang melibatkan 1.400 anak ini menunjukkan bahwa paparan BPA di dalam kandungan dapat mengganggu perkembangan sistem saraf dan hormon, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap masalah kesehatan mental.
Bahaya BPA tak hanya berhenti di situ. Paparan BPA pada anak-anak juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Baca Juga: Tips Mengurangi Kandungan BPA Pada Perangkat Makan Anak
BPA dapat mengganggu migrasi sel-sel otak dan perkembangan hipokampus, area otak yang berperan penting dalam memori dan pembelajaran. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan belajar, penurunan IQ, dan bahkan meningkatkan risiko ADHD.
Bahaya paparan BPA lainnya adalah meniru hormon estrogen dalam tubuh, sehingga dapat mengganggu keseimbangan hormon dan meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan pubertas dini.
Paparan BPA dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah, kolesterol tinggi, dan risiko penyakit jantung di kemudian hari.