Paparkan 3 Tantangan dan 3 Modal Menuju Indonesia Kuat, LaNyalla Ngaku Optimis

By DP
5 Min Read
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti. (Foto: Lanyalla Center)

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, optimis saat memberikan sambutan pada Pra Muktamar ke-13 Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyyah (JATMAN) di Subang, Jawa Barat, pada Selasa malam, 6 Agustus 2024. Acara ini dibuka oleh Rois ‘Aam JATMAN, Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya.

LaNyalla menyatakan bahwa Indonesia, seperti negara-negara lain, menghadapi tiga tantangan besar di masa depan: ketegangan geopolitik global, disrupsi teknologi, dan ancaman bencana lingkungan akibat perubahan iklim. Namun, ia tetap optimis karena Indonesia memiliki tiga modal utama untuk menghadapinya.

“Modal yang pertama adalah nilai-nilai luhur Thoriqoh JATMAN di bawah kepemimpinan Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya, yang dikenal sebagai tokoh yang memiliki spirit patriotisme dan jiwa nasionalisme yang kuat. Ini seirama dengan modal kedua, yaitu semangat patriotisme dan jiwa nasionalisme dari Presiden terpilih Prabowo Subianto,” jelas LaNyalla.

- Advertisement -

Baca Juga: LaNyalla Dapat Pujian dari AHY Saat Jadi Narasumber Utama Disertasi Doktor

Modal ketiga, lanjutnya, adalah keberadaan para Wali Allah SWT di Nusantara yang dianggap sebagai penjaga kekuatan bangsa. Bahkan, makam mereka masih memberikan pengaruh positif bagi orang yang hidup.

“Ketiga modal tersebut membuat saya optimis, kita akan mampu menghadapi tantangan global atas tiga disrupsi tersebut,” tambahnya.

Namun, LaNyalla menekankan bahwa untuk mewujudkan kekuatan Indonesia, diperlukan tekad bersama seluruh elemen bangsa untuk bersatu. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan modal yang telah dibangun oleh pemerintahan saat ini dan sebelumnya.

“Tekad bersama hanya bisa diwujudkan bila rakyat punya saluran untuk ikut menentukan arah perjalanan bangsa dan ketidakadilan bisa dikikis,” katanya.

“Untuk itu kita harus berani melakukan telaah dan pengkajian ulang atas apa yang telah terjadi sejak Era Reformasi hingga hari ini, dimana beberapa indikator kesenjangan dan karakter jati diri bangsa Pancasila yang faktanya semakin memudar, menjadi invidualistis, materialis dan pragmatis. Kita harus koreksi, untuk kembali ke Pancasila,” lanjutnya.

Baca Juga: Jalin Silaturahmi dengan Tokoh Masyarakat Betawi, LaNyalla Ngaku Bakal Perjuangkan Aspirasi

Leave a comment