INVERSI.ID – Thomas Trikasih Lembong, atau akrab disapa Tom Lembong, memiliki karir yang penuh pencapaian dan tantangan di dunia bisnis dan pemerintahan Indonesia.
Nama Tom Lembong kembali jadi sorotan setelah dirinya ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan gula di Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada 2015.
Mantan Menteri Perdagangan ini kini menjalani masa tahanan di Rutan Salemba, Jakarta Pusat, bersama dengan tersangka lainnya, CS, yang menjabat sebagai direktur pengembangan bisnis di PT PPI pada 2015-2016.
Kasus yang menyeret Tom ini menjadi perhatian karena ia saat ini merupakan tim pemenangan pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
Isu bahwa penetapan status tersangka tersebut bermuatan politis pun mencuat, terutama menjelang kontestasi Pilpres 2024.
Meski demikian, Kejaksaan Agung menyatakan bahwa dugaan keterlibatan Tom Lembong dalam kasus ini telah didukung bukti kuat, dan kerugian negara diperkirakan mencapai Rp400 miliar.
Baca Juga: Harta Kekayaan Tom Lembong, Tersangka Kasus Impor Gula
Perjalanan Karir Tom Lembong
Tom Lembong lahir pada 4 Maret 1971, dan merupakan anak dari seorang dokter spesialis jantung, Yohanes Lembong, serta Yetty Lembong. Ia menamatkan pendidikan di Harvard University dalam bidang Arsitektur dan Perancangan Kota, yang membentuk dasar pemikirannya yang analitis dan terstruktur. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Harvard, ia memulai karirnya di Singapura sebagai manajer senior di Divisi Ekuitas Morgan Stanley pada 1995.
Karir Tom terus berkembang di bidang keuangan dan investasi, di mana pada 1999-2000 ia berpindah ke Deutsche Securities Indonesia sebagai bankir investasi. Perjalanan karir Tom semakin menanjak ketika pada 2000-2002 ia dipercaya menjadi Kepala Divisi dan Wakil Senior di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yang kala itu berperan penting dalam penyehatan sektor perbankan pasca-krisis.
Pada 2002, Tom bergabung dengan Farindo Investments sebelum mendirikan perusahaan ekuitas Quvat Management di Singapura pada 2006, di mana ia menjabat sebagai Direktur Utama. Posisi-posisi strategis ini menunjukkan dedikasi Tom dalam mengembangkan ekosistem investasi di kawasan Asia Tenggara.
Nama Tom Lembong semakin dikenal luas ketika ia memasuki dunia pemerintahan pada masa Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla. Tom ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) pada 12 Agustus 2015, menggantikan Rachmat Gobel. Sebagai Mendag, Tom fokus pada penyederhanaan regulasi dan upaya membuka pasar ekspor baru.