Program Makan Bergizi Gratis Telan Anggaran Rp800 Miliar per hari

By birdieni
4 Min Read
Fakta-fakta Bank Dunia sebut program makan siang gratis ala Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, dan diharapkan tetap patuh aturan yang ada. Seperti, defisit fiskal. (Foto: Pixabay)

INVERSI.IDProgram Makan Bergizi Gratis (MBG) akan membelanjakan anggaran senilai Rp800 miliar per hari. Program ini, yang jika diimplementasikan secara penuh, akan menjangkau hingga 82,9 juta penerima dan memakan anggaran sebesar Rp400 triliun.

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadikan penguatan sumber daya manusia (SDM) sebagai salah satu fokus utama, dengan investasi yang cukup besar pada program Makan Bergizi Gratis.

Baca juga: Kejar Backlog Perumahan Rakyat, GAPENSI Dukung Wacana Pemisahan Kementerian PUPR

- Advertisement -

“Kalau program ini sudah jalan, maka Badan Gizi Nasional akan belanja Rp1,2 triliun setiap hari untuk investasi SDM masa depan. Sekitar 75 persen dari Rp1,2 triliun itu untuk intervensi Makan Bergizi Gratis, itu kurang lebih Rp800 miliar setiap hari,” kata Dadan kegiatan BNI Investor Daily Summit 2024 seperti dikutip dari ANTARA, Rabu (9/10).

Anggaran Rp800 miliar itu akan digunakan untuk membeli bahan baku menu makanan dari produk pertanian, yang berarti memicu peredaran uang dalam jumlah besar di masyarakat.

“Salah satu kelemahan ekonomi Indonesia selama ini adalah kurangnya likuiditas di pedesaan. Melalui program investasi masa depan ini, likuiditas desa akan ditingkatkan,” ungkap Dadan.

Baca juga: Bahli Sebut Biodiesel B50 Masih dalam Kajian

Dari hasil percobaan, dengan melibatkan 3.000 anak dalam satuan pelayanan, dibutuhkan sekitar 200 kg beras, 350 kg ayam atau 3.000 butir telur, 350 kg sayuran, serta 600 liter susu per hari.

“Ini baru untuk satu satuan pelayanan. Jika program ini berjalan penuh, akan ada sekitar 30.000 satuan pelayanan di seluruh Indonesia yang melayani ibu hamil, ibu menyusui, balita, anak sekolah dari PAUD hingga SMA, termasuk santri dan sekolah-sekolah keagamaan. Ini adalah skala yang sangat besar,” paparnya lagi.

Leave a comment