Ridwan Kamil Kritik IPM Banten Era Rano Karno Meski Banyak Proyek Nasional

By DP
3 Min Read
Dalam debat kedua Pilkada Jakarta 2024 yang berlangsung Minggu, 27 Oktober 2024, calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, secara terbuka mengkritik kinerja calon wakil gubernur nomor urut 3, Rano Karno, saat memimpin Banten. (Foto: Antara)

INVERSI.ID – Dalam debat kedua Pilkada Jakarta 2024 yang berlangsung Minggu, 27 Oktober 2024, calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, secara terbuka mengkritik kinerja calon wakil gubernur nomor urut 3, Rano Karno, saat memimpin Banten.

Ridwan Kamil menyoroti bahwa meskipun banyak proyek strategis nasional dicanangkan di Banten pada periode kepemimpinan Rano (2012-2017), namun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tersebut justru mengalami penurunan.

Ridwan Kamil menegaskan, “Dalam catatan saya, dari 2012 sampai 2017, Indeks Pembangunan Manusia Banten tidak naik. Yang terjadi bukan stabil, malah turun 0,07,” katanya.

- Advertisement -

Ridwan pun mempertanyakan mengapa kondisi ini terjadi, mengingat dukungan proyek nasional yang seharusnya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Rano Karno merespons kritik tersebut dengan menjelaskan bahwa ia resmi menjabat sebagai gubernur Banten hanya dalam periode 2016-2017.

Sebelumnya, Rano adalah wakil gubernur dan pelaksana tugas (plt) setelah gubernur sebelumnya, Ratu Atut Chosiyah, terjerat kasus korupsi. Menurut Rano, ia menghadapi tantangan besar dalam berkoordinasi, karena harus bekerja dengan dua kapolda dan dua panglima kodam yang berbeda.

“Akang bisa bayangkan bagaimana saya harus berkoordinasi dengan situasi seperti ini?” ungkap Rano menanggapi Ridwan.

Ia menambahkan bahwa pemerintah pusat telah menetapkan 13 proyek strategis nasional di Banten, seperti Bandara Soekarno-Hatta dan Tol Serang-Panimbang, yang ia harapkan bisa membantu menaikkan IPM Banten.

Baca Juga: Elektabilitas Ridwan Kamil-Suswono Melonjak di Survei, Peluang Menang Kian Terbuka

Namun, Ridwan menegaskan bahwa koordinasi adalah tanggung jawab utama seorang pemimpin, terlepas dari tantangan yang ada. Ia mencontohkan pengalamannya sebagai Gubernur Jawa Barat, di mana ia juga bekerja dengan dua pangdam yang berbeda, namun tetap mampu membangun komunikasi yang efektif demi mencapai target pembangunan.

“Menjadi pemimpin tidak harus selalu mencari alasan-alasan ke orang lain. Mudah-mudahan kalau terpilih kita fokus untuk membuat Jakarta lebih baik,” ujar Ridwan Kamil.

Lebih jauh, Ridwan Kamil menyoroti bagaimana Banten masih memiliki tantangan besar di akhir masa jabatan Rano.

Menurutnya, tingkat pengangguran terbuka hanya turun 0,8 persen, sementara masih ada 48 desa tertinggal yang membutuhkan perhatian. Ia berharap, dengan pengalaman ini, Jakarta bisa belajar untuk tidak mengulang kesalahan yang sama dan fokus pada pencapaian yang nyata bagi masyarakat.

Leave a comment