Ridwan Kamil-Suswono Dominan, Anak Abah Jadi Penentu di Pilkada Jakarta 2024

By DP
4 Min Read
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), berhasil mendominasi survei elektabilitas dalam Pilkada Jakarta 2024. (Foto: X/@ridwankamil)

INVERSI.ID – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO), berhasil mendominasi survei elektabilitas dalam Pilkada Jakarta 2024.

Dalam Pilkada Jakarta 2024, berdasarkan hasil survei dari Indonesia Strategic Institute (Instrat), Ridwan Kamil-Suswono mengantongi dukungan signifikan, terutama dari kelompok eks pendukung Anies Baswedan, yang dikenal sebagai “Anak Abah”.

Dilansir dari Antara, Instrat, sebuah lembaga kajian isu strategis, politik, dan sosial, mengungkapkan bahwa dari total responden yang tergolong dalam “Anak Abah,” 46,6 persen kini mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono. Hal ini menjadikan RIDO sebagai pasangan paling dominan di kalangan eks pendukung Anies.

- Advertisement -

Menurut Analis Instrat, Adi Nugroho, survei ini menunjukkan adanya pergeseran preferensi yang signifikan di antara pendukung setia Anies.

“Dari 78,84 persen ‘Anak Abah’ yang sudah menentukan pilihan, mayoritas mendukung Ridwan Kamil-Suswono,” ujar Adi.

Hasil Survei Instrat

Selain RIDO, pasangan nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel), mendapatkan 29,22 persen dukungan dari kelompok yang sama. Sedangkan pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) hanya memperoleh 3,27 persen dukungan.

Dari segi elektabilitas umum, survei Instrat mencatat bahwa pasangan Ridwan Kamil-Suswono masih memimpin dengan dukungan publik sebesar 48,29 persen. Pram-Doel berada di urutan kedua dengan 31,71 persen, sementara Dharma-Kun hanya memperoleh 4,34 persen. Sebanyak 15,66 persen pemilih belum menentukan pilihan, yang menurut Adi menjadi celah bagi para calon untuk menggalang dukungan lebih besar.

Survei ini juga mengungkapkan bahwa 64,11 persen masyarakat Jakarta yakin bahwa Pilkada 2024 akan selesai dalam satu putaran. “Hanya 16,20 persen yang memprediksi pemilihan akan berlangsung dua putaran, sedangkan sisanya, 19,69 persen, tidak memberikan jawaban pasti,” jelas Adi.

Optimisme ini, lanjutnya, dipengaruhi oleh kejenuhan masyarakat terhadap proses politik yang panjang, terutama setelah Pileg dan Pilpres di awal tahun. Pemilih kini cenderung mengharapkan proses yang lebih efisien.

Leave a comment