Meskipun demikian, dengan 15,66 persen pemilih yang belum menentukan pilihan, ruang untuk perubahan hasil masih terbuka lebar.
“Sebanyak 23,26 persen responden menyatakan bahwa masih ada kemungkinan besar mereka akan mengubah pilihan dalam beberapa minggu ke depan,” kata Adi.
Oleh karena itu, strategi kampanye yang efektif menjadi kunci utama untuk memenangkan pemilih yang masih bimbang. Dalam beberapa minggu terakhir menjelang Pilgub, para calon diharapkan mampu memanfaatkan momen ini untuk memperkuat basis dukungan mereka.
Survei Instrat ini dilaksanakan pada 25-30 September 2024, melibatkan 1.750 responden dengan metode wawancara tatap muka. Tingkat kepercayaan survei ini mencapai 95 persen dengan margin of error 2,34 persen. Metode pengambilan sampel dilakukan secara acak berjenjang atau multistage random sampling, yang dianggap representatif untuk memetakan preferensi pemilih di DKI Jakarta.
Dengan hasil survei ini, Pilgub DKI Jakarta 2024 diprediksi akan menjadi salah satu kompetisi politik paling sengit, dengan Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno sebagai pesaing utama. Namun, semua masih bisa berubah tergantung pada strategi dan manuver yang dilakukan oleh para kandidat dalam waktu dekat.
*Ayo ikuti Inversi.id di Google News untuk mendapatkan informasi yang update seputar dunia hiburan, lifestyle, hingga berbagai berita menarik lainnya.