INVERSI.ID– Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu menunjukkan penguatan sebesar 24 poin atau 0,16 persen menjadi Rp15.631 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di level Rp15.655 per dolar AS.
Penguatan ini terjadi karena pasar mengantisipasi hasil notulen rapat The Fed yang akan dirilis, yang diharapkan memberikan petunjuk terkait kebijakan moneter AS ke depannya.
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini akan bergerak dalam rentang Rp15.575 hingga Rp15.655 per dolar AS.
Menurut dia, penguatan rupiah didorong oleh beberapa faktor, seperti ekspektasi kebijakan suku bunga The Fed, stabilitas indeks dolar AS, serta rencana China untuk menambah stimulus ekonomi.
Baca juga: BP Tapera Dapat Tambahan Kuota FLPP
“Rupiah hari ini diperkirakan menguat dipengaruhi oleh antisipasi rilis notulen rapat The Fed besok, indeks dolar AS yang stabil, dan rencana pemerintah China menambah stimulus ekonominya,” kata Rully Nova dikutip dari ANTARA, Rabu (9/10).
Sementara itu, notulen rapat The Fed diperkirakan akan memberikan indikasi pendekatan hati-hati terkait potensi penurunan suku bunga, dengan mempertimbangkan pengendalian inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja AS.
Baca juga: Kejar Backlog Perumahan Rakyat, GAPENSI Dukung Wacana Pemisahan Kementerian PUPR
Di dalam negeri, pelaku pasar juga sedang memantau rilis survei penjualan eceran, yang dapat memberikan gambaran lebih lanjut mengenai daya beli dan aktivitas ekonomi domestik.