Solusi Pramono Anung untuk Kemacetan: Gedung Parkir di Senopati dan Gunawarman

By DP
3 Min Read
Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, berkomitmen untuk mengatasi kemacetan di kawasan Senopati dan Gunawarman, Jakarta Selatan. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh Pramono adalah membangun gedung parkir yang akan memanfaatkan lahan yang tersedia di kawasan tersebut. (Foto: Pixabay)

INVERSI.ID – Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, berkomitmen untuk mengatasi kemacetan di kawasan Senopati dan Gunawarman, Jakarta Selatan. Salah satu solusi yang ditawarkan oleh Pramono adalah membangun gedung parkir yang akan memanfaatkan lahan yang tersedia di kawasan tersebut.

Pramono Anung menyebut bahwa kemacetan di kawasan tersebut semakin parah karena banyak mobil yang parkir di pinggir jalan.

“Jika mobil-mobil terus parkir di pinggir jalan, kemacetan di Senopati dan Gunawarman tidak akan pernah terselesaikan,” ujarnya saat menghadiri acara Ngopi Bareng Mas Pram di Jakarta, Sabtu, 12 Oktober 2024, dilansir dari Antara.

- Advertisement -

Untuk itu, jika ia terpilih, Pramono berencana membangun gedung parkir di lokasi strategis di Senopati dan Gunawarman. Ia menekankan bahwa ada lahan yang bisa dimanfaatkan, seperti tanah milik PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) seluas 8.000 meter persegi dan area Blok S yang memiliki sekolah dengan luas hampir satu hektare.

Baca Juga: Jelang Pilkada Jakarta 2024, Pramono Anung-Rano Karno Raih Dukungan Tertinggi

“Kenapa kita tidak membuat layanan parkir di lahan-lahan tersebut, termasuk sistem valet? Jika gedung parkir dibangun, parkir di pinggir jalan tidak boleh lagi terjadi,” tegasnya.

Solusi Lapangan Kerja

Selain menjadi solusi kemacetan, pembangunan gedung parkir ini juga dinilai Pramono akan membuka lapangan pekerjaan baru dan menjadi sumber pemasukan tambahan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dengan adanya gedung parkir yang terorganisir, Jakarta akan lebih tertata dan bisa mengurangi masalah lalu lintas yang kerap terjadi di kawasan padat kendaraan.

Pramono menegaskan bahwa memimpin Jakarta membutuhkan terobosan yang inovatif. “Tidak bisa lagi menggunakan cara konvensional. Pemimpin Jakarta harus punya gebrakan nyata, bukan sekadar menikmati jabatan,” ujar mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) tersebut.

Leave a comment