WASTECO Adopsi 6 Teknologi Migas
Program WASTECO mengintegrasikan core competency perusahaan ke dalam program dengan mengadopsi 6 teknologi migas. Keenam teknologi tersebut antara lain kepala sumur (wellhead), alat ukur gas (metering) dan saluran dari beberapa sumur (manifold). Sisanya adalah alat pemisah (separator), saluran pipa pengiriman (delivery pipe) & gas suar (flaring).
Inovasi ini telah mendapatkan hak paten dari Kemenkumham RI sejak 14 Juni 2023. Dengan legalitas tersebut menunjukkan bahwa metode pengelolaan gas methane yang dihasilkan sampah organik menjadi EBT dengan adopsi teknologi migas ini adalah inovasi baru yang pertama di Indonesia.
Program Wasteco telah berhasil mengolah sampah, mengurangi potensi emisi karbon, dan menghasilkan manfaat ekonomi bagi warga sekitar dengan konsep sirkular ekonomi.
”Penghargaan ini memberikan kesempatan untuk mendiseminasikan inovasi WASTECO sampai ke ajang internasional berikutnya dan harapannya bisa membawa nama positif Pertamina Hulu Energi sampai skala global”, pungkas Arya.
Hingga Juni 2024, Program WASTECO telah didistribusikan ke 380 sambungan rumah dengan penerima manfaat lebih dari 1.500 orang dan 28 UMKM, dengan memanfaatkan gas metana sampah sebesar 820.800 m3/tahun. Melalui Wasteco masyarakat dapat melakukan penghematan biaya pengeluaran rumah tangga hingga Rp456 juta/tahun.
Baca juga: Biodata dan Profil Bagaskara Ikhlasulla Arif, Keponakan Jokowi Jadi Manajer Pertamina
Selain itu, Program WASTECO juga berhasil menurunkan emisi karbon sebesar 296.356 ton CO2eq/tahun. Dalam ajang SDG Innovation Accelerator For Young Professionals, apresiasi berupa certificate of completion juga diberikan kepada masing-masing inovator yang telah mengikuti pembelajaran dan learning module secara online selama lebih kurang 6 bulan.
Apresiasi juga diberikan kepada Corporate Secretary Pertamina Hulu Energi, Arya Dwi Paramita sebagai salah satu mentor dalam ajang ini.