Program Youth Diplomatic Global School, Ruang Pelajar Pahami Isu Global

By Syahrul Munir
4 Min Read
Direktur Institute for Development of Policy and Local Partnership (IDP-LP) Riko Noviantoro bersama Head Ambasador Kingdom of Prussia untuk Indonesia, Prof. Dr. Prince Mohammad Soleh Ridwan menunjukkan MoU kerja sama program Youth Diplomatic Global School (YDGS)Program Youth Diplomatic Global School. (FOTO: IDP-LP/Inversi.id)

Universal Institute of Professional Management (UIPM) dan Institute for Development of Policy and Local Partnership (IDP-LP) memperkenalkan program Youth Diplomatic Global School (YDGS). Program ini guna meningkatkan keterampilan pelajar dalam memahami isu-isu global.

Head Ambasador Kingdom of Prussia untuk Indonesia, Prof. Dr. Prince Mohammad Soleh Ridwan mengatakan program Youth Diplomatic Global School ini sangat tepat diluncurkan di tengah berbagai persoalan global saat ini.

“Dasar itulah menjadi relevan bagi pelajar untuk sejak dini memahami isu global,” jelas Prof. Dr. Prince Mohammad Soleh Ridwan disela penandatanganan nota kesepahaman di Jakarta, kemarin.

- Advertisement -

Prince Mohammad Soleh Ridwan menjelaskan pemahaman sejak remaja tentang isu global bisa menjadi upaya membangun perdamaian dunia. Peran remaja saat ini tidak bisa ditempatkan pada konteks lokal atau nasional saja. Remaja saat ini secara naluri alamiah bertumbuh dalam konteks global.

“Youth Diplomatic Global School juga disupport Royal Society International Kingdom of Prussia. Maka itu saya sebagai head ambasador UIPM UN Ecosoc berinisiatif pula mensupport gagasan tersebut,” pungkasnya.

Baca juga: Pelajar Tanam 1.000 Pohon Manggrove di Pesisir Aceh Tamiang

Gagasan YDGS ini lanjut Ridwan juga sejalan dengan program Sustainable Development Goals United Nations, dengan melakukan kolaborasi ke berbagai negara dan keluarga bangsawan nasional dalam menciptaan perdamaian dan kemanusiaan.

Hal demikian sejalan dengan pembentukan United Nation yang dituangkan dalam 17
program SDG’s.

Ridwan menambahkan motto Bhinneka tunggal Ika bukan hanya milik Indonesia, namun juga milik dunia. Hal tersebut sebagaimana disampaikan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres. “Program ini relevan pula untuk mahasiswa, akademisi dan khalayak umum, agar ikut aktif memahami program SDG’s sekaligus memahami isu-isu global,” paparnya.

Ridwan menambahkan implementasi Sustainable Development Goals United Nations telah menjadi komitmen bangsa-bangsa, sebagai upaya membangun peradaban manusia yang lebih baik.

Membangun perdaban yang lebih baik perlu kehadiran remaja-remaja yang berkapasitas global. Institute for Development of Policy and Local Partnership. “Singkatnya semangat Bhinneka Tunggal Ika dan program SDG’s menjadi akselerasi terwujudnya prinsip equity, solidarity dan universality,” pungkasnya.

Leave a comment