Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga menanggapi wacana BUMN yang akan dijadikan koperasi. Menurutnya, ide tersebut akan menyebabkan kekacauan ekonomi nasional.
“Idenya memang aneh mau menjadikan BUMN jadi koperasi, bisa membuat 1,6 juta karyawan BUMN menganggur, belum lagi pihak-pihak ketiga yang men-suport BUMN banyak banget berapa juta keluarga yang akan terganggu dengan ide tersebut,” kata Arya Sinulingga, Senin (5/2/2024).
Baca juga: Ubah BUMN Jadi Koperasi, Erick Thohir Angkat Bicara
Arya juga mengatakan bahwa BUMN perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh negara, sementara koperasi kepemilikannya ada pada anggota, sehingga akan sulit menyesuikan terkait kepemilikan.
“BUMN sahamnya milik negara, bagaimana mentransfer kepemilikan negara yang ambil anggota-angota koperasinya, itu kan membingungkan,” kata Arya.
Begitu pula tambahnya, bahwa keuntungan BUMN selama ini masuk kas negara, disisi lain keuntungan koperasi akan dibagikan kepada anggotanya.
“Kalau di koperasi itu keuntungannya untuk anggota, sementara BUMN keuntungannya kepada negara menjadi APBN. Jadi dari konsep usaha saja sudah membingungkan,” katanya.
Arya Sinulingga juga mengungkapkan kekhawatiran apakah ada niat untuk membubarkan BUMN dengan wacana menjadikannya menjadi koperasi, sehingga peran negara dalam usaha tidak ada lagi.
“Ini kan bahaya, sebab kita ketahui peran BUMN itu sangat besar dan kuat. Seperti kemarin saja waktu masa pandemi Covid, BUMN sampai dipuji lembaga PBB. Karena BUMN bisa menjaga ekonomi bangsa kita ini karena ada BUMN yang dimiliki negara,” ujar Arya.
Baca juga: Komisaris Perusahaan BUMN yang Gabung Tim Pemenangan Capres akan Dicopot
Menurut Arya peran BUMN sangat vital untuk menjaga ekonomi negara, sehingga bila dibubarkan pengaruhnya sangat berbahaya bagi ekonomi bangsa.
“Apalagi hampir sepertiga sampai setengah ekonomi Indonesia digerakkan melalui peran BUMN. Bila tiba-tiba dibubarkan, maka hal ini dapat mengakibatkan keguncangan negara. Oleh sebab itu, ide menjadikan BUMN jadi koperasi sangat tidak ideal dan jauh dari kondisi objektifnya,” pungkas Arya.