Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyediakan sebanyak 62,3 ton obat dan perbekalan kesehatan lainnya untuk antisipasi masalah saat ibadah haji.
Direktur Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kemenkes Agusdini Banun Saptaningsih mengatakan, tahun ini pihaknya membawa ribuan koli obat dan perbekalan kesehatan.
“Tahun ini dari Tanah Air kami membawa 2.872 koli untuk obat dan kemudian untuk perbekalan kesehatan, alat kesehatan (alkes) habis pakai sebanyak 1.826 koli. Totalnya kami bawa dari Indonesia sebanyak 4.710 koli atau seberat 62,3 ton,” kata Agusdini, Selasa, 14 Mei 2024.
Baca Juga: Hindari Jalan Ini, Kota Solo Berlakukan Rekayasa Lalin Selama Parade HUT ke-44 Dekranas
Dia mengantar langsung 300 koli obat yang terdiri dari psikotropika, insulin, dan obat perbekalan kesehatan lain. Sementara itu sisanya, kata dia, sedang dalam perjalanan dari Indonesia ke Arab Saudi.
Pengadaan obat tahun ini, kata dia melanjutkan, lebih profesional dibandingkan tahun lalu. Pada tahun ini perencanaan obat dibuat berdasarkan metode konsumsi dan morbilitas.
”Tidak seluruhnya membeli di Tanah Air, khususnya untuk cairan infus. Untuk infus, hanya membeli 25 persen dari Tanah Air dan 75 persennya adalah membeli di Arab Saudi karena secara unit cost lebih ekonomis bila membeli di sini,” kata Agusdini.
Baca Juga: Dekranas Targetkan MURI, Rabu Besok Ada Parade 20 Kereta Kuda dan 102 Mobil Hias di Kota Solo
Kalau beli di Indonesia, kata dia, memerlukan transportasi yang mahal, bisa habis sekitar Rp 3-4 miliar.
“Alhamdulillah dengan pengadaan obat yang 25 persen, khususnya infus, dibeli di Indonesia dan 75 persen di Arab Saudi, kita dapat menghemat kurang lebih Rp3 miliar,” katanya.
Pihaknya berharap persiapan tersebut dapat membantu mengurangi angka kesakitan pada jamaah haji sehingga penyelenggaraan haji tahun ini dapat berjalan lancar.
Baca Juga: Meriahkan HUT ke-44 Dekranas, Yovie and Nuno Akan Tampil Gratis di Pura Mangkunegaran Kota Solo
Dalam pernyataan yang sama Kabid Kesehatan PPIH 2024 Indro Murwoko mengatakan proses pengadaan obat untuk layanan kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Makkah dan Madinah dilakukan di Indonesia.
Obat-obatan tersebut, lanjut dia, sudah tiba di Arab Saudi dengan proses penerimaan dilakukan di Makkah.
Selanjutnya Kemenkes akan melakukan pemilihan obat dengan perhitungan kurang lebih 20-25 persen dialokasikan untuk layanan di KKHI Madinah.